Perjalanan Tanpa Ibu - Kumpulan Puisi

LINTANG INDONESIA - PUISI

Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail". 



Bagi yang mau pesan buku ini, silakan klik link di bawah

👇👇👇👇👇👇👇👇👇


DUKUNG:



Perjalanan Tanpa Ibu


Dulu,

Hidup begitu menyenangkan,

Hari demi hari berlalu riang,

Sebelum akhirnya kau meninggalkan.


Kini,

Hidup terasa begitu berat,

Beban rasa tak sanggup ku angkat,

Sungguh membuatku amat penat.


Tuhan,

Kuatkan aku,

Menjalani semua ini tanpa ibu,

Yang dulu selalu menemaniku.


Demikianlah, Ulasan singkat kali ini mengenai Puisi Untuk Almarhum Ibu yang sudah meninggal dan tiada. Semoga bisa menjadi media untuk meluapkan rasa rindu kepada ibu kita yang sudah pergi selama-lamanya. Terima kasih.



Kejamnya Dunia


Duri yang menyiksa

Aku terlena dikala kalud

Tubuhku terhempas tiada arah

Luka yang melekat didada ini

Tak mampu terhapus begitu saja

Terlalu sakit tuk aku lalui

Terlalu perih tuk aku rasakan

Aku tak mampu berucap kata

Sudah letih ini menantiku

Inginku pejamkan mataku

Berharap inilah akhir hidupku

Aku tak sanggup lagi

Menahan setiap luka dengan senyuman

Menahan sesak didada dengan ketegaran

Luka ini terlalu menyiksa

Kenapa aku harus hidup?

Dalam deritanya gelombang dunia ini

Apa artinya aku hidup?

Bila hidupku terus tersisa seperti ini



Mimpiku Mengejar Matahari


Siapakah gerangan dirimu kelak, pengantiku ?

Betapa ikhlasnya rupa cantikmu menyanjungku yang dirundung pilu.

Terima kasih telah menggantikannya.

Cinta lamaku yang terlukis buram.


Aku tak perduli.

Bagiku kau cantik di hatiku bukan di mataku. Malam pengantin itu.

Kelak ingin aku ciptakan gubuk rumahku.

Layaknya hamparan taman surga.

Diantaranya burung2 berdendang.

Kupu-kupu menari, dan dawai nan mendayu.


Aku ciptakan.

Dari tangan kotorku yang terus berdoa tanpa henti.

Dari kain2 lusuh yang aku katakan bahwa itu adalah sutera.

Kau tersenyum, lalu berbisik “”bimbing aku menuju ridhamu dan ridhaNya

Siapakah gerangan dirimu kelak, pengantinku 



Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.