Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan

Retisalya

 LINTANG INDONESIA - PUISI LOMBA CIPTA PUISI TINGKAT NASIONAL DEADLINE 15 APRIL 2022

Puisi di bawah ini adalah puisi para peserta lomba cipta puisi tingkat nasional, puisi ini akan dibukukan ke dalam buku : 



 Retisalya

Karya = Khamna Muzarofita 


Tentang bianglala yang tak pernah egois

Tentang Nabastala yang tak pernah pilih kasih

Tentang Rinai yang tak pernah mengeluh

Dan tentang Bagaskara yang rela menerangi walau kadang sering dimaki 


Dunia ku masih sama...

Seperti kemarin lalu kau berlari pergi

Tak perlu kau berbalik dan kembali

Karena aku telah menutup pintu hati 


Kurasa semuanya adil

Adil ketika kamu meninggalkan ku 

Dan adil saat kamu memintaku kembali/Namun aku tetap berlari/ Padahal aku sedang kencang-kencang nya berlari 


Kamu tak pernah paham...

Dan sungguh aku pun tak ingin kau bisa memahami

Karena pada akhirnya kamu akan selalu memaki salah yang tak pernah terjadi 


Jepara, 25 Maret 2022


Khamna Muzarofita, lahir pada tanggal 18 Mei 2007 di Jepara, Jawa Tengah. Aktif di berbagai aktivitas kepenulisan. Telah menerbitkan 6 buku antologi puisi dan 1 buku antologi quotes. Jejaknya bisa ditemukan di akun instagram dan akun wattpad @cucuratuell. Berjuang aja dulu, urusan menang atau pulang serahin aja sama Sang pencipta.

"


Akasia Kecil

 LINTANG INDONESIA - PUISI LOMBA CIPTA PUISI TINGKAT NASIONAL DEADLINE 15 APRIL 2022

Puisi di bawah ini adalah puisi para peserta lomba cipta puisi tingkat nasional, puisi ini akan dibukukan ke dalam buku : 



Akasia Kecil

Karya : Bayu Aji


Jam tujuh lewat tiga puluh lima

Aku berjalan 

 membelah angin meraba aspal hitam

Sembari menatap tajam

Meneropong cahaya menelusup disela-sela 


Pandanganku terpaku pada pohon batang bersisik

Tajuk merekah menunjuk langit

Bagai payung yang mekar pada hari panas

Namun, teriakan  berdengung disana

Seketika bergetar tali jiwa

Merasakan hawa mencekam suasana


Akasia kecil tergopoh-gopoh meraih pegangan hidup

Mengikuti pergerakan bayangan

Dari mata tersirat cerita dulu

Kegaduhan yang berlalu

Mengacaukan akasia kecil pada cahaya yang beradu


Akasia bergoyang melayang

Dipukul angin ditampar api

Terhempas pada tempat dia berada

Terusir dengan sang bayu berkala

Pohon berminyak hanya bisa tertawa jenaka

Merasa kuasa pada daerah yang sama

Di agungkan oleh manusia

Dijaga seperti bayi pada umumnya


Tak heran jika akasia lenyap seketika

Merubuhkan ekosistem yang ada

Merajut ciptaan belaka

Pada dasar yang berbeda


Tanah dingin menampung akar kehidupan

Membungkus rasa yang terpendam

Akasia kecil hilang ditelan alam

Mengukir sejarah yang tak pernah ada

Manusia merasa biasa saja

Berdalih melindungi berujung mencekik hingga mati

Sudah kuduga

Aku menjadi ujung kebencian mereka

Melalap rasa yang membawa neraka

Semua karena manusia"


DEWASA

 LINTANG INDONESIA - PUISI LOMBA CIPTA PUISI TINGKAT NASIONAL DEADLINE 15 APRIL 2022

Puisi di bawah ini adalah puisi para peserta lomba cipta puisi tingkat nasional, puisi ini akan dibukukan ke dalam buku : 



"BIODATA DIRI


NAMA : KEVYN SANDIKA PRATAMA

TTL  : PACITAN, 21 AGUSTUS 2001

ALAMAT : RT 01/04 SUNDENG BANGUNSARI, KEC/KAB. PACITAN, JAWA TIMUR

HOBBY : MEMBACA BUKU



DEWASA


Telah tiba waktunya..

Kini… aku dewasa

Namun dewasa tak se elok yang kukira

Semakin ciut nyaliku menginjak dunia yang kejam ini

Tak ada teman yang menemaniku berdiri


Dewasa ini…

Membuatku terbebani

Tak ada tenang

Tak ada pula senang


Tangis kuredam

Beban kupendam

Dan aku terjebak di sudut kesepian


Jiwaku kalut

Pikiranku terhasut

Aku tertatih

Dan aku letih


Oh.. dewasa ini

Kasihanilah diri ini

Aku hilang arah

Tak tau harus melangkah


Rengkuhlah aku

Kuatkan aku…

Berdamailah denganku

Ajari aku hidup di masamu"


Jalanan Saksi

 LINTANG INDONESIA - PUISI LOMBA CIPTA PUISI TINGKAT NASIONAL DEADLINE 15 APRIL 2022

Puisi di bawah ini adalah puisi para peserta lomba cipta puisi tingkat nasional, puisi ini akan dibukukan ke dalam buku : 



 Jalanan Saksi

Oleh:Elok pujiati


Ibu...

Lihatlah jalanan ini

Juga langit yang tersenyum sedari tadi

Yang dulunya adalah saksi

Betapa berat kau korbankan diri

Demi aku yang tak tahu balas budi

       Lihatlah jalanan ini ibu...

       Yang dulu adalah tanah berbatu

       Kini berubah aspal seiring berjalan 

       nya waktu

Ibu...

Jalanan ini adalah saksi nyata

Atas liku perjalanan lewati dunia

Hingga kini telah mengerti segalanya

Terik,bahkan mendung bukanlah sebuah pemicu

Melainkan sebuah pemacu

Untuk ku juga untuk mu ibu

        Dn ingatkah engkau ibu..?

        Tentang orang orangan sawah yang 

        selalu jadi gurau paling lucu

        Atau saat hujan datang kresek pun 

        jadi pelindung meski tetap kehujanan

        Dan atau mungkin perihal sepeda tua        

        yang kau kayuh seperti halnya 

        kehidupan yang kita tempuh."


Cinta Ibu

 LINTANG INDONESIA - PUISI LOMBA CIPTA PUISI TINGKAT NASIONAL DEADLINE 15 APRIL 2022

Puisi di bawah ini adalah puisi para peserta lomba cipta puisi tingkat nasional, puisi ini akan dibukukan ke dalam buku : 



 Cinta Ibu


Dalam lubuk hati

Kau,

Penerang gelapku

Membawa harapan beserta doa

Yang selalu kau sucikan


Ibu, betapa meronanya

lesung di pipimu

Sampai ceritamu terlangitkan

Membawa beribu impian dan cinta

Hingga suatu pagi, akulah yang menjadi saksi penghabisan detik terakhirmu

Kepadamu, cinta Ibu"


Dama Sang Bunda

 LINTANG INDONESIA - PUISI LOMBA CIPTA PUISI TINGKAT NASIONAL DEADLINE 15 APRIL 2022

Puisi di bawah ini adalah puisi para peserta lomba cipta puisi tingkat nasional, puisi ini akan dibukukan ke dalam buku : 



 Dama Sang Bunda

(Mahdalia Ayu Fradila)


Bertubi lara menyerbu ragamu sayamu

Namun kau pasang topeng kokoh pada kasat mataku

Berliter peluh mengalir bebas disetiap inci kulitmu

Namun kau seka tanpa keluh dan ragu


Dikau laksana karang dilautan lepas

Senantiasa diterjang ombak tanpa batas

Menjadi tameng atas lara yang coba menghujamku keras


Bunda..

Tiada kan kau biarkan kisahku sendu

Meski waktumu direbut pilu

Tiada kau rela pedihnya lara menerjangku

Meski sayat luka menyelimuti atmamu



Biodata

Mahdalia Ayu Fradila, insan Jawa yang lahir di Ngawi 19 tahun silam. mahasiswi semester 2 yang menyimpan sejuta asa terpendam, dan memiliki banyak karya yang masih disembunyikan. Menulis puisi mulai ditekuninya kala duduk di bangku SMP. Puisi untuknya adalah diary, untaian aksara jelmaan lisan yang tak mampu mengutara."


Air Mata Di Lenso Putih

 LINTANG INDONESIA - PUISI LOMBA CIPTA PUISI TINGKAT NASIONAL DEADLINE 15 APRIL 2022

Puisi di bawah ini adalah puisi para peserta lomba cipta puisi tingkat nasional, puisi ini akan dibukukan ke dalam buku : 



 Air Mata Di Lenso Putih


Masih kujaga bekas air mata yang kau tuang di lenso 

putih pertanda kasih sayang

Kala itu lima menit penghabisan

Saat tangan kirimu berkibar di ujung dermaga

Sehelai lenso menabrak buritan kapal dari tangan kananmu 

aku siaga, terjun ke laut biru sekalipun mati

“Sebab air matamu sesuci zam-zam” juga selangit doa yang 

digaungkan alam”

Ibu...

Semua noda air mata di lenso putih ini

Kuhirup wanginya setiap saat sejak perpisahan itu perpisahan sementara kita 

yang aku pun tak sudi menjalaninya

Ibu...

Relakan aku berpisah denganmu menyebrang ke negeri orang

Ke tanah asing dan senyap

Biarkan aku mebawa air mata di lenso putih ini

Sebagai pemuat rindu selama waktu yang kejam bagiku

Sampai nanti aku kembali

Membawa semua bekas air matamu di lenso putih ini 

Utuh menjadi warna bahagia

Untuk kita ibu, untuk aku dan ibu

Tetapi ia yang terlampau mengganggapku ibu


fera fidia permani

Lahir di purbalingga 21 Agustus 2002, Alhamdulillah single sejak lahir sampai sekarang, merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara, penyuka alam, hujan, laut, langit,dan kesunyian serta memiliki hobi menonton dan membaca."


Undangan dari Pangeran

 LINTANG INDONESIA - PUISI LOMBA CIPTA PUISI TINGKAT NASIONAL DEADLINE 15 APRIL 2022

Puisi di bawah ini adalah puisi para peserta lomba cipta puisi tingkat nasional, puisi ini akan dibukukan ke dalam buku : 



 Undangan dari Pangeran

Karya: First Syaloom Anastasya Hutasoit


Bising.

Itu yang kurasakan.

Berisik.

Aku tak tengah mengumpat.

Ribut.

Aku masih diam.


Langkahmu, menghalau ingar bingar itu

Membuat kepalaku bisa tegak, menatap senyummu.

Aduh, sungguh bahaya perasaan ini

Selalu ingin mendobrak pintu mulut yang sudah kututup rapat-rapat

Agar tak mengatakan

“Kamu ada di hatiku.”


Aku sudah mencoba tenang

Dan tak berdekatan padanya

Soalnya, banyak yang memikirkannya juga

Aku tak akan lolos seleksi, bila ia mengadakan sayembara 

Sayembara mencari pasangan.


Tapi, dia yang mau datang

Dan terus tersenyum menatapku.

Membuat orang lain berbisik-bisik 

Mengataiku, 

“Siapa dia? Kenapa didekati sang pangeran?”


Entahlah, tanyakan saja padanya

Aku belum ingin bertanya, masih ingin menatap senyumannya

Sekali ini saja, jangan ganggu aku yang sedang bersamanya.


Bising.

Aku tak peduli.

Berisik.

Aku dan dia dibicarakan.

Ribut.

Aku tahu, karena dia pangeran

Dan aku seharusnya tak punya peran.


Namun, siapa yang duga?

Kalau perasaan kami kembar.

Jantung ini masih berdebar, menerima bunga darinya

Tak lupa, kecupan singkat darinya yang menggetarkan bibirku.


Penulis biasa dipanggil Syaloom, First Syaloom Anastasya Hutasoit, lahir di Berau, 24 Januari 2005. Kesukaannya adalah baca novel, menulis puisi, nonton drama korea dan mendengarkan lagu korea. Menulis membuatnya sadar banyak hal yang bisa ia bagikan, alih-alih bersarang dalam otak dan sirna diterpa sinar fajar. Instagram: @syaloomhutasoit.

"


SUDUT RUMAH

 LINTANG INDONESIA - PUISI LOMBA CIPTA PUISI TINGKAT NASIONAL DEADLINE 15 APRIL 2022

Puisi di bawah ini adalah puisi para peserta lomba cipta puisi tingkat nasional, puisi ini akan dibukukan ke dalam buku : 



 SUDUT RUMAH


Tatkala tangisan semesta jatuh di surya yang tenggelam

Menyadarkan daku dari lamunan panjang

Bibirku masih tak mampu  berucap

Sebab nestapa yang masih tergenggam erat


Wisata masa lalu kembali menghampiri

Beriring  gelora tawa penambah lara

Daku sendiri menikmati sunyi

Seraya bersandar pada dinding ruangan ini 

Gelap pekat tak terlihat

Semakin lekat dan terikat

Daku bertahan di hening malam yang sesaat

Menunggu senyuman mentari mulai mendekat

"


Tahukah kau?

 LINTANG INDONESIA - PUISI LOMBA CIPTA PUISI TINGKAT NASIONAL DEADLINE 15 APRIL 2022

Puisi di bawah ini adalah puisi para peserta lomba cipta puisi tingkat nasional, puisi ini akan dibukukan ke dalam buku : 



 Tahukah kau?


Ego ini tak lupa

Ketika arunika datang 

Betapa indah matamu

saat memuji sederhana goresan hitam 

Duhai cinta pertamaku 

sinar mata mu selalu dirindukan

Hangat rindumu menatap kehilangan

Ruang hatiku terlalu mendalam untuk disimpan sendiri

Hingga kini

Selama ini

Puluhan waktu dilalui 

Egomu tak akan menjadi 

Kisah lamaku 

"


Adipura

 LINTANG INDONESIA - PUISI LOMBA CIPTA PUISI TINGKAT NASIONAL DEADLINE 15 APRIL 2022

Puisi di bawah ini adalah puisi para peserta lomba cipta puisi tingkat nasional, puisi ini akan dibukukan ke dalam buku : 



Adipura


Dewata bercerita

Puja Mandala izinkan kami berdoa

melewati sabda Sang Hyang Esa

dalam riwayat bumi seribu pura

    waktu yang terus menelanjangi manusia

    para manusia berdoa dan berdosa

    menjamah lautan Nirwana

    penuh peluh irama dusta

sekuntum bunga teratai dan cahaya

menyapa seorang hamba

seruan lima tanda berbeda

Adiwarna kamboja memecah keraguannya

*Assalamualaikum perkenalkan saya Marsela Aji Nandani saya mahasiswa dari Universitas Peradaban. Hobi olahraga dan travelling*.


"


Tanah Anarki

 LINTANG INDONESIA - PUISI LOMBA CIPTA PUISI TINGKAT NASIONAL DEADLINE 15 APRIL 2022

Puisi di bawah ini adalah puisi para peserta lomba cipta puisi tingkat nasional, puisi ini akan dibukukan ke dalam buku : 



 Tanah Anarki

Oleh : Khoirun Nisa'


Suara jeritan memekakkan telinga

Tangisan dan lolongan pilu mengiris hati membuat suasana makin mencekam

Desing peluru bertebaran seakan tak bertuan

Rentetan tembakan mengenai siapapun seperti mahkluk yang haus akan darah

Tak ada yang ingin kalah

Darah.. 

Keringat.. 

Dan air mata bercampur menjadi ironi

Tubuh-tubuh tak bernyawa bertebaran bak sampah yang menggunung

Gadis kecil dibalik jerami menangis melihat pemandangan yang tak elok dipandang mata

""Bapak aku takut"" lirihnya

Ribuan tentara menyerukan nama Tuhan

Tak gentar dan tak goyah

Satu kalimat terucap di batin mereka

Kita harus menang ""Merdeka""




Biodata penulis


Khoirun Nisa’. Perempuan yang kerap disapa Rani ini berdomisili di kota Lamongan, Jawa Timur. Dia mempunyai hobi menulis semenjak SMP. Perempuan penyuka warna merah muda ini juga aktif di dunia wattpad dan memiliki 2 karya : Imperfect, dan Milo. Akun instagramnya bernama @khoirunn.nisaa_ dan akun twitter bernama @helloopandda_.



Pada Saatnya Nanti

 LINTANG INDONESIA - PUISI LOMBA CIPTA PUISI TINGKAT NASIONAL DEADLINE 15 APRIL 2022

Puisi di bawah ini adalah puisi para peserta lomba cipta puisi tingkat nasional, puisi ini akan dibukukan ke dalam buku : 



 Pada Saatnya Nanti


Pada saatnya nanti

Bunga-bunga yang kini bermekaran

akan layu dan mengering

Daun-daun yang jatuh berserakan di lantai

akan hilang diterpa angin yang berembus


Pada saatnya nanti

Gerimis akan terasa biasa saja 

ketika musim penghujan

namun kehadirannya akan sangat dirindukan 

di musim kemarau


Pada saatnya nanti

Semua yang datang akan pergi

Segala yang ada di dunia akan tiada

dan goresan tinta ini adalah saksi

bahwa aku pernah ada

di sini

"


Warisan Iman di Bulan Suci Ramadan

 LINTANG INDONESIA - PUISI LOMBA CIPTA PUISI TINGKAT NASIONAL DEADLINE 15 APRIL 2022

Puisi di bawah ini adalah puisi para peserta lomba cipta puisi tingkat nasional, puisi ini akan dibukukan ke dalam buku : 



 Warisan Iman di Bulan Suci Ramadan

Karya: Muhammad Arya Arjuna


Kini engkau sungguh istimewa

Berbeda dengan bulan yang lainnya

Menghantarkan jiwa yang sesungguhnya

Untuk menghadap yang maha kuasa


Bulan ini sungguh,  membawa pengaruh

Bagi seluruh umat Islam

Bulan yang penuh pengampunan

Melambangkan  hati kedamaian


Hati yang sudah rusak

Akan tercas sediakala

Dengan bantuan bulan suci ramadan

Harapannya adalah meninggalkan warisan iman


Pondasi iman sangat dibutuhkan

Bagi peradaban umat Islam

Dengan bulan yang penuh keridhaan

Mampu mewarisi iman seseoarang


Kali ini warisan sungguh, berbeda

Bukan warisan harta 

Bukan juga warisan tahta

Melainkan warisan iman


Dengan seperangkat bulan suci

Dan bermodal hati

Mampu mengecas diri

Dari sifat dengki dan iri hati


Harapan di bulan suci

Mampu mebenahi hati

Meninggalkan warisan iman

Agar menjadi manusia yang terdepan.


Peron Kala Senja

 LINTANG INDONESIA - PUISI LOMBA CIPTA PUISI TINGKAT NASIONAL DEADLINE 15 APRIL 2022

Puisi di bawah ini adalah puisi para peserta lomba cipta puisi tingkat nasional, puisi ini akan dibukukan ke dalam buku : 



 Peron Kala Senja


Di peron itu

Kutemui daksa tuan yang beringsut sayu

Menelan letih meski dengan kaku

Akara tuan yang terlahap sang belenggu


Jikalau mampu

Daku ingin menyapamu

Dengan sedikit jeda menunggu waktu

Gerbong yang selanjutnya kembali melaju


Di kalbu yang lakuna

tuan ada disana

Memberi afeksi harsa

Boleh daku sapa?


Hallo tuan kimpoidra

Akaramu yang memudar dilahap senja

Sudah cukup kubawa pulang

Dengan kata syukur bertemu tuan di peron itu














Nama : Riri Amel Febrianty

TTL : Brebes, 25 Agustus 2002

Umur : 19 tahun

Hobi : bacain quote galau

"


Setelah Luka

 LINTANG INDONESIA - PUISI LOMBA CIPTA PUISI TINGKAT NASIONAL DEADLINE 15 APRIL 2022

Puisi di bawah ini adalah puisi para peserta lomba cipta puisi tingkat nasional, puisi ini akan dibukukan ke dalam buku : 



 Setelah Luka


Semuanya luruh

Namun masih utuh

Pada ujung-ujung nadi

Ia tersimpan abadi

Kamu wanita kuat

Tapi, tidak perlu menjadi kuat

Tidak untuk setiap saat.

Kamu sudah meluapkan semua resah

Dan mereka masih belum mengerti

Tolong tunggu sebentar lagi!

Kamu memang salah

Sedangkan ia lebih parah

Biarlah!

Biarkan semuanya menjadi transparan

Mereka yang tidak tahu diri

Tidak perlu dikasihani (lagi)

Tapi, jika setelahnya mereka masih belum mengakui

Dan kau tak kunjung mendapatkan keadilan malam ini

Itu bukan salahmu!

Bukan juga salah Tuhan mu!

Jangan khawatir!

Aku berdiri pada garismu!

Bukan untuk menenangkanmu

Hanya membantu jika kau butuh sebuah batu


Nama Lengkap : Dinda Salsabila

Biodata singkat : 

Nama panggilan : Din

No. Hp : 082324603340

Tempat, Tanggal lahir : Bengkulu, 19 November 2003"


HADIRMU MENGUBAH TAKDIR JALANKU

 LINTANG INDONESIA - PUISI LOMBA CIPTA PUISI TINGKAT NASIONAL DEADLINE 15 APRIL 2022

Puisi di bawah ini adalah puisi para peserta lomba cipta puisi tingkat nasional, puisi ini akan dibukukan ke dalam buku : 



HADIRMU MENGUBAH TAKDIR JALANKU

Martinah Nafatilopa


Biarkan mentari memancarkan kilaunya 

Cinta hadir begitu hangat dirasakan

Sampai merasuki jiwa raga yang mendalam

Ketika embusan nafas sulit rasanya melontarkan kata


Bahagianya diriku ketika mencintaimu

Sebuah angan rasanya bisa memiliki dirimu

Senyuman hangatmu membuatku terdiam membisu 


Engkau seperti rembulan di malam hari

Memandangmu adalah suatu kebahagian pada diriku

Karena hadirmu mengubah takdir jalanku



Nama  : Martinah Nafatilopa

Alamat :Jln Nakula Sadewa 5c no 6 rt5 rw 3 Kembang Arum, Dukuh, Sidomukti, Salatiga Jawa tengah. Kode pos: 50722

Email:martinanafa@gmail.com

Instagram : @martinanafa"


Angin Malam

 LINTANG INDONESIA - PUISI LOMBA CIPTA PUISI TINGKAT NASIONAL DEADLINE 15 APRIL 2022

Puisi di bawah ini adalah puisi para peserta lomba cipta puisi tingkat nasional, puisi ini akan dibukukan ke dalam buku : 



 "Judul : Angin Malam

Karya : Siti Sammaniah



Ditengah perjalanan pulang…

Angin malam tak sampai menusuk ke tulang…

Karena dekapan dari orang tersayang…

Diatas kendaraan berduaan berboncengan…

Menikmati jalan sepi berteman dengan sunyi nya angan…

Disipipkan canda tawa yang menorehkan senyuman…

Wah, Bahagia sekali rasanya…

Selalu berdampingan dengan belahan jiwa…

Bersamanya selalu membuahkan integritas cinta…

Angin malam mewakilkan kenangan berjuta…

Yang tak terlupa…

Mengaruhi perlayaran kehidupan Bersama…

Biar berat,biar payah terasa ringan bilamana berdua…

Kamsia angin malam, darimu didapati sebuah pengalaman dan tanda…



biodata : siti sammaniah lahir di tanah Laut 07 Maret 2000 bertempat tinggal di desa bati-bati kec,bati-bati kab,.tanah laut prov.kalsel. menulis puisi adalah hobi ketika terlintas dipikir lalu ditulis. sebagai penulis puisi pemula tentunya masih  perlu banyak belajar dan menambah pengalaman salah satunya  melalui mengikuti lomba puisi.berkuliah di UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA KALIMANTAN SELATAN semester 6.




"


Narasi Ama

 LINTANG INDONESIA - PUISI LOMBA CIPTA PUISI TINGKAT NASIONAL DEADLINE 15 APRIL 2022

Puisi di bawah ini adalah puisi para peserta lomba cipta puisi tingkat nasional, puisi ini akan dibukukan ke dalam buku : 



 "Perkenalkan saya Derista Lidya Carolina, sekarang usia saya 23 tahun. Saya suka menulis puisi sejak duduk di bangku sekolah dasar. Saat ini saya berniat untuk mengirimkan puisi dengan tema percintaan yang berjudul Narasi Ama. Semoga puisi yang saya buat dapat dinikmati para pembaca. Terimakasih. 


Narasi Ama


Kuciptakan narasi ini untuk kamu yang akan selalu singgah dan menetap

Ku fikir aku akan selalu rapuh

Tapi dia ternyata membuatku utuh

Kerasnya hidup terkadang membuat ingin menyerah

Bahkan hampir membuat pasrah

Aku hampir tidak mengerti asa 

Mencintaimu dengan cara yang sederhana

Seperti langit yang tidak ada mendung

Seperti surat tanpa burung merpati

Dan candu yang membuatku selalu mengingatmu

Jika waktu membuatku terpisah

Seberapa lama kamu pergi

Aku tidak peduli

Yang penting kau akan kembali

Lelaki itu mampu merubah 

Merubah sedih menjadi kebahagiaan

Merubah pedih menjadi suka

Merubah rindu menjadi bertemu

Dan merubah tujuanku yang hilang arah menjadi kamu

Kamu memang tidak pandai menampilkan suka

Tapi tegasmu memberikan arti bahwa kita akan membersamai

Kamu mencintaiku dengan cara yang sederhana

Tak sesumbar dan hiperbola

Bagai pasir yang sulit dihitung

Terlalu banyak yang kita lalui

Tidak mudah di titik ini

Kita memasuki masa dewasa bersama 

Tumbuh dan mempertahankan cinta berdua

Aku untuk kamu begitupun rasaku

Yang selalu memintamu untuk tua membersamaiku"


IBU

 LINTANG INDONESIA - PUISI LOMBA CIPTA PUISI TINGKAT NASIONAL DEADLINE 15 APRIL 2022

Puisi di bawah ini adalah puisi para peserta lomba cipta puisi tingkat nasional, puisi ini akan dibukukan ke dalam buku : 



 "Nama : Ria Anita

Instansi : UIN Fatmawati Soekarno Bengkulu


IBU


Ibu....

Engkau telah melahirkanku

Engkau telah membesarkanku 

Engkau telah mendidikkanku dengan setulus hatimu

Ibu....

Betapa susah payahnya 

Engkau mengajarkanku

Untuk menjadi orang yang berguna

Sedari waktu ku masih kecil hingga sekarang

Wahai Ibu....

Ma’afkanlah aku....

Karena aku telah banyak salah padamu

Karena aku kurang berbakti padamu wahai Ibu....

Aku akan berbakti padamu

Aku akan membuatmu selalu tersenyum

Dengan menjadi orang yang baik

 Dan berguna bagi Nusa dan Bangsa

Ibu....

Terimakasih atas jasamu yang telah mendidikku

Terimakasih atas kasih sayang mu yang tulus padaku

Aku sangat menyayangimu

Aku sangat mencintaimu wahai ibu

I Love You Ibu"