Retisalya

 LINTANG INDONESIA - PUISI LOMBA CIPTA PUISI TINGKAT NASIONAL DEADLINE 15 APRIL 2022

Puisi di bawah ini adalah puisi para peserta lomba cipta puisi tingkat nasional, puisi ini akan dibukukan ke dalam buku : 



 Retisalya

Karya = Khamna Muzarofita 


Tentang bianglala yang tak pernah egois

Tentang Nabastala yang tak pernah pilih kasih

Tentang Rinai yang tak pernah mengeluh

Dan tentang Bagaskara yang rela menerangi walau kadang sering dimaki 


Dunia ku masih sama...

Seperti kemarin lalu kau berlari pergi

Tak perlu kau berbalik dan kembali

Karena aku telah menutup pintu hati 


Kurasa semuanya adil

Adil ketika kamu meninggalkan ku 

Dan adil saat kamu memintaku kembali/Namun aku tetap berlari/ Padahal aku sedang kencang-kencang nya berlari 


Kamu tak pernah paham...

Dan sungguh aku pun tak ingin kau bisa memahami

Karena pada akhirnya kamu akan selalu memaki salah yang tak pernah terjadi 


Jepara, 25 Maret 2022


Khamna Muzarofita, lahir pada tanggal 18 Mei 2007 di Jepara, Jawa Tengah. Aktif di berbagai aktivitas kepenulisan. Telah menerbitkan 6 buku antologi puisi dan 1 buku antologi quotes. Jejaknya bisa ditemukan di akun instagram dan akun wattpad @cucuratuell. Berjuang aja dulu, urusan menang atau pulang serahin aja sama Sang pencipta.

"


Akasia Kecil

 LINTANG INDONESIA - PUISI LOMBA CIPTA PUISI TINGKAT NASIONAL DEADLINE 15 APRIL 2022

Puisi di bawah ini adalah puisi para peserta lomba cipta puisi tingkat nasional, puisi ini akan dibukukan ke dalam buku : 



Akasia Kecil

Karya : Bayu Aji


Jam tujuh lewat tiga puluh lima

Aku berjalan 

 membelah angin meraba aspal hitam

Sembari menatap tajam

Meneropong cahaya menelusup disela-sela 


Pandanganku terpaku pada pohon batang bersisik

Tajuk merekah menunjuk langit

Bagai payung yang mekar pada hari panas

Namun, teriakan  berdengung disana

Seketika bergetar tali jiwa

Merasakan hawa mencekam suasana


Akasia kecil tergopoh-gopoh meraih pegangan hidup

Mengikuti pergerakan bayangan

Dari mata tersirat cerita dulu

Kegaduhan yang berlalu

Mengacaukan akasia kecil pada cahaya yang beradu


Akasia bergoyang melayang

Dipukul angin ditampar api

Terhempas pada tempat dia berada

Terusir dengan sang bayu berkala

Pohon berminyak hanya bisa tertawa jenaka

Merasa kuasa pada daerah yang sama

Di agungkan oleh manusia

Dijaga seperti bayi pada umumnya


Tak heran jika akasia lenyap seketika

Merubuhkan ekosistem yang ada

Merajut ciptaan belaka

Pada dasar yang berbeda


Tanah dingin menampung akar kehidupan

Membungkus rasa yang terpendam

Akasia kecil hilang ditelan alam

Mengukir sejarah yang tak pernah ada

Manusia merasa biasa saja

Berdalih melindungi berujung mencekik hingga mati

Sudah kuduga

Aku menjadi ujung kebencian mereka

Melalap rasa yang membawa neraka

Semua karena manusia"


DEWASA

 LINTANG INDONESIA - PUISI LOMBA CIPTA PUISI TINGKAT NASIONAL DEADLINE 15 APRIL 2022

Puisi di bawah ini adalah puisi para peserta lomba cipta puisi tingkat nasional, puisi ini akan dibukukan ke dalam buku : 



"BIODATA DIRI


NAMA : KEVYN SANDIKA PRATAMA

TTL  : PACITAN, 21 AGUSTUS 2001

ALAMAT : RT 01/04 SUNDENG BANGUNSARI, KEC/KAB. PACITAN, JAWA TIMUR

HOBBY : MEMBACA BUKU



DEWASA


Telah tiba waktunya..

Kini… aku dewasa

Namun dewasa tak se elok yang kukira

Semakin ciut nyaliku menginjak dunia yang kejam ini

Tak ada teman yang menemaniku berdiri


Dewasa ini…

Membuatku terbebani

Tak ada tenang

Tak ada pula senang


Tangis kuredam

Beban kupendam

Dan aku terjebak di sudut kesepian


Jiwaku kalut

Pikiranku terhasut

Aku tertatih

Dan aku letih


Oh.. dewasa ini

Kasihanilah diri ini

Aku hilang arah

Tak tau harus melangkah


Rengkuhlah aku

Kuatkan aku…

Berdamailah denganku

Ajari aku hidup di masamu"


Jalanan Saksi

 LINTANG INDONESIA - PUISI LOMBA CIPTA PUISI TINGKAT NASIONAL DEADLINE 15 APRIL 2022

Puisi di bawah ini adalah puisi para peserta lomba cipta puisi tingkat nasional, puisi ini akan dibukukan ke dalam buku : 



 Jalanan Saksi

Oleh:Elok pujiati


Ibu...

Lihatlah jalanan ini

Juga langit yang tersenyum sedari tadi

Yang dulunya adalah saksi

Betapa berat kau korbankan diri

Demi aku yang tak tahu balas budi

       Lihatlah jalanan ini ibu...

       Yang dulu adalah tanah berbatu

       Kini berubah aspal seiring berjalan 

       nya waktu

Ibu...

Jalanan ini adalah saksi nyata

Atas liku perjalanan lewati dunia

Hingga kini telah mengerti segalanya

Terik,bahkan mendung bukanlah sebuah pemicu

Melainkan sebuah pemacu

Untuk ku juga untuk mu ibu

        Dn ingatkah engkau ibu..?

        Tentang orang orangan sawah yang 

        selalu jadi gurau paling lucu

        Atau saat hujan datang kresek pun 

        jadi pelindung meski tetap kehujanan

        Dan atau mungkin perihal sepeda tua        

        yang kau kayuh seperti halnya 

        kehidupan yang kita tempuh."


Cinta Ibu

 LINTANG INDONESIA - PUISI LOMBA CIPTA PUISI TINGKAT NASIONAL DEADLINE 15 APRIL 2022

Puisi di bawah ini adalah puisi para peserta lomba cipta puisi tingkat nasional, puisi ini akan dibukukan ke dalam buku : 



 Cinta Ibu


Dalam lubuk hati

Kau,

Penerang gelapku

Membawa harapan beserta doa

Yang selalu kau sucikan


Ibu, betapa meronanya

lesung di pipimu

Sampai ceritamu terlangitkan

Membawa beribu impian dan cinta

Hingga suatu pagi, akulah yang menjadi saksi penghabisan detik terakhirmu

Kepadamu, cinta Ibu"


Dama Sang Bunda

 LINTANG INDONESIA - PUISI LOMBA CIPTA PUISI TINGKAT NASIONAL DEADLINE 15 APRIL 2022

Puisi di bawah ini adalah puisi para peserta lomba cipta puisi tingkat nasional, puisi ini akan dibukukan ke dalam buku : 



 Dama Sang Bunda

(Mahdalia Ayu Fradila)


Bertubi lara menyerbu ragamu sayamu

Namun kau pasang topeng kokoh pada kasat mataku

Berliter peluh mengalir bebas disetiap inci kulitmu

Namun kau seka tanpa keluh dan ragu


Dikau laksana karang dilautan lepas

Senantiasa diterjang ombak tanpa batas

Menjadi tameng atas lara yang coba menghujamku keras


Bunda..

Tiada kan kau biarkan kisahku sendu

Meski waktumu direbut pilu

Tiada kau rela pedihnya lara menerjangku

Meski sayat luka menyelimuti atmamu



Biodata

Mahdalia Ayu Fradila, insan Jawa yang lahir di Ngawi 19 tahun silam. mahasiswi semester 2 yang menyimpan sejuta asa terpendam, dan memiliki banyak karya yang masih disembunyikan. Menulis puisi mulai ditekuninya kala duduk di bangku SMP. Puisi untuknya adalah diary, untaian aksara jelmaan lisan yang tak mampu mengutara."


Air Mata Di Lenso Putih

 LINTANG INDONESIA - PUISI LOMBA CIPTA PUISI TINGKAT NASIONAL DEADLINE 15 APRIL 2022

Puisi di bawah ini adalah puisi para peserta lomba cipta puisi tingkat nasional, puisi ini akan dibukukan ke dalam buku : 



 Air Mata Di Lenso Putih


Masih kujaga bekas air mata yang kau tuang di lenso 

putih pertanda kasih sayang

Kala itu lima menit penghabisan

Saat tangan kirimu berkibar di ujung dermaga

Sehelai lenso menabrak buritan kapal dari tangan kananmu 

aku siaga, terjun ke laut biru sekalipun mati

“Sebab air matamu sesuci zam-zam” juga selangit doa yang 

digaungkan alam”

Ibu...

Semua noda air mata di lenso putih ini

Kuhirup wanginya setiap saat sejak perpisahan itu perpisahan sementara kita 

yang aku pun tak sudi menjalaninya

Ibu...

Relakan aku berpisah denganmu menyebrang ke negeri orang

Ke tanah asing dan senyap

Biarkan aku mebawa air mata di lenso putih ini

Sebagai pemuat rindu selama waktu yang kejam bagiku

Sampai nanti aku kembali

Membawa semua bekas air matamu di lenso putih ini 

Utuh menjadi warna bahagia

Untuk kita ibu, untuk aku dan ibu

Tetapi ia yang terlampau mengganggapku ibu


fera fidia permani

Lahir di purbalingga 21 Agustus 2002, Alhamdulillah single sejak lahir sampai sekarang, merupakan anak ke 2 dari 2 bersaudara, penyuka alam, hujan, laut, langit,dan kesunyian serta memiliki hobi menonton dan membaca."