LINTANG INDONESIA - PUISI
Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail".
DUKUNG:
"Selubung
Yanuar Abdillah Setiadi
Banjir serupa luapan tangis
mengalir deras dalam sanubariku.
"Penyesalan
Kini Ku duduk dibawah langit yang dinaungi awan
Menatap pilu kehidupan yang tak diinginkan
Mengenang perpisahan yang tak terelakan
Hatiku kini bagai lidi diinjak oleh gajah
Patah dan rata dengan tanah
Tak ada harapan Kehidupan menjadi cerah
Hanya ada hitam pekat yang merekah
Andai aku bisa melihat masa depan
Takkan pernah satu detikpun kau merasakan kesedihan
Kan ku belikan semua kebahagiaan
Agar kau tenang menjalani sebuah kehidupan
Tapi kini semua sudah terlambat
Kau meninggalkan kami begitu cepat
Tak ada kata Perpisahan yang terucap
Hanya penyesalan yang kini menancap.
Lalai
Dengan kedipan mata kau terbuai oleh permainan dunia
Sekali sentuhan kau telah diperbudak oleh keindahan dunia
Sungguh, apa kau tidak sadar kemewahan telah melalaikan mu
Kau bangga banggakan harta kekayaanmu
Kau tinggi tinggikan bangunan rumahmu
Kau nilai orang lain dengan uangmu
Kau hancurkan masa depan mereka dengan kekuasaanmu
Apa kau tak mengetahui
Kenikmatan yang kau terima kelak akan dipertanggung jawabkan
Apa kau sanggup menjawab semua pertanyaan tentangnya?
Apa kau sanggup bertanggung jawab atasnya?
Apa kau sudah bijak sana untuknya?
Hei...kau sadarlah
Kau telah terlena oleh permainan dunia
Kau tertipu oleh kesenangan semata
Kau harus segera kembali ke jalan-Nya
Agar kau bisa lewati kehidupan dengan rahmatnya
Sendu
Hujan yang datang sore ini
Memadamkan api yang kini menjadi
Menembus pelan dalam relung hati
Menyampaikan resah yang terpendam dalam diri
Diri yang merasa sendu mendongak menatap langit
Merasakan tetesan hujan yang mengantarkan luka ke muka bumi
Air mata yang kini melebur bersama rintik hujan
Terbayang harapan yang kini tinggal asa
Berdiri dengan tenang dan merapal doa dalam diam
Mengharapkan adanya pelangi setelah hujan
Mengharapkan adanya kebahagiaan setelah luka yang terbeban
Mendekap erat dengan kenyamanan
Tapi ternyata itu hanyalah harapan semu
Aku tak mampu memeluk kebahagiaan dalam do'aku
Tak pernah sekalipun berpijak padaku"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.