Penyesalan - Kumpulan Puisi

LINTANG INDONESIA - PUISI

Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail". 



Bagi yang mau pesan buku ini, silakan klik link di bawah

👇👇👇👇👇👇👇👇👇


DUKUNG:



 "Selubung

Yanuar Abdillah Setiadi


Banjir serupa luapan tangis

mengalir deras dalam sanubariku.


 "Penyesalan


Kini Ku duduk dibawah langit yang dinaungi awan

Menatap pilu kehidupan yang tak diinginkan 

Mengenang perpisahan yang tak terelakan 


Hatiku kini bagai lidi diinjak oleh gajah

Patah dan rata dengan tanah

Tak ada harapan Kehidupan menjadi cerah 

Hanya ada hitam pekat yang merekah


Andai aku bisa melihat masa depan

Takkan pernah satu detikpun kau merasakan kesedihan

Kan ku belikan semua kebahagiaan

Agar kau tenang menjalani sebuah kehidupan


Tapi kini semua sudah terlambat 

Kau meninggalkan kami begitu cepat 

Tak ada kata Perpisahan yang terucap 

Hanya penyesalan yang kini menancap.




Lalai


Dengan kedipan mata kau terbuai oleh permainan dunia

Sekali sentuhan kau telah diperbudak oleh keindahan dunia

Sungguh, apa kau tidak sadar kemewahan telah melalaikan mu


Kau bangga banggakan harta kekayaanmu

Kau tinggi tinggikan bangunan rumahmu

Kau nilai orang lain dengan uangmu

Kau hancurkan masa depan mereka dengan kekuasaanmu


Apa kau tak mengetahui 

Kenikmatan yang kau terima kelak akan dipertanggung jawabkan

Apa kau sanggup menjawab semua pertanyaan tentangnya?

Apa kau sanggup bertanggung jawab atasnya?

Apa kau sudah bijak sana untuknya?


Hei...kau sadarlah 

Kau telah terlena oleh permainan dunia

Kau tertipu oleh kesenangan semata

Kau harus segera kembali ke jalan-Nya

Agar kau bisa lewati kehidupan dengan rahmatnya





Sendu


Hujan yang datang sore ini

Memadamkan api yang kini menjadi

Menembus pelan dalam relung hati

Menyampaikan resah yang terpendam dalam diri


Diri yang merasa sendu mendongak menatap langit

Merasakan tetesan hujan yang mengantarkan luka ke muka bumi

Air mata yang kini melebur bersama rintik hujan

Terbayang harapan yang kini tinggal asa


Berdiri dengan tenang dan merapal doa dalam diam

Mengharapkan adanya pelangi setelah hujan

Mengharapkan adanya kebahagiaan setelah luka yang terbeban

Mendekap erat dengan kenyamanan


Tapi ternyata itu hanyalah harapan semu

Aku tak mampu memeluk kebahagiaan dalam do'aku

Tak pernah sekalipun berpijak padaku"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.