LINTANG INDONESIA - PUISI
Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail".
DUKUNG:
"Hujan Terakhir
______________
Aku harap, aku takkan pernah lupa
Pada hujan terakhir dipenghujung November
Karna ia menjadi saksi tuk mulainya kisah romansa,
tepat di sela-sela keheningan kota
Saat kita bersama-sama tersenyum renyah
menatap langit hitam dan rinai hujan.
Kala itu, hujan berpihak padaku
Meski rintiknya membuatku basah kuyup
Dinginnya membuat sendi-sendi menggigil.
Namun, ia membuat ragu ku sirna.
Dengan penuh keyakinan ia buat aku mengetuk pintu rumah orang asing.
Seorang lelaki bermata sendu membukakan pintu rumahnya
Tak hanya menawarkan keteduhan
Tapi juga membawakan secangkir teh untukku yang tengah kedinginan.
Dalam helaan napas pun dalam desahan hati yang kian mendayu
Suaramu memecah keheningan risalah hati.
Dalam tiap-tiap untaian kata-katamu mengandung sajak tanpa melodi.
Membuat hormon oksitosin bergelora menjadi candu
Meskipun hujan namun bulan sabit terukir jelas diwajahmu,
kehangatanmu mengalahkan dinginnya nestapa.
Membuat pipiku bersemu merah.
Malam itu, malam yang romantis.
Terima kasih sudah hadir dalam sela-sela hujan.
26 November 2021
Hadiah dibulan November
_________________________
Sejenak, keramaian kota melupakanku akan lara
Sedang langit malam mengingatkanku akan rembulan sabit pada wajahmu
Bagaimana bisa aku memutuskan untuk jatuh cinta, sedang cintaku terbuang?
Malam itu, di bawah hamparan gelap luas
Tiap-tiap tetesan airnya jatuh menghantam tanah
Udara sejuk menyucuk kalbu
Lihat dan perhatikan lelaki dihadapku memberi kehangatan
Tak ingin terbuai, tapi hangatnya menjelma menjadi kenyamanan.
Sial, derita semakin terasa
Keluhan jiwa terus merana
Tersiksa oleh cinta yang semu
Meyisakan kenangan indah
Pemilik hatipun telah pergi
Sedang aku?
Aku merana dalam tawa pun menangis dalam lelucon
Semata-mata hanya ingin baik-baik saja
Ahh seandainya saja kata ""andai"" menjadi nyata
Mungkin kata ""mungkin"" tak akan pernah ada.
Nyatanya itu semua hanya parodi panggung sandiwara
Namun, dari berbagai ilusi
Ada satu pengecualian, yaitu cinta yang ku tawarkan tulus dan kasih yang ku beri berselimut hangat.
Terima kasih tuk hadiah dibulan novembernya
Kan ku simpan kenangannya baik-baik di dalam sanubari.
Sedang kuncinya aku tak buang, ku letak di atas meja agar sewaktu-waktu bisa dibuka kembali.
04 Desember 2021
Aku
_______
Seperti hadirmu yang tak terencana
Begitu pula dengan rasaku yang tak berirama
Aku tidak suka rasa ini, aku kesal dengannya
Karena rasa ini membuat aku seperti perempuan bodoh
Aku sudah menepis karna aku tak ingin sakit ,
Ketika rasa mengalahkan nalar dan
kisah yang tak menjadi kasih.
Inginku...
Aku menjauh lalu hilang dari hadapanmu dan orang-orang yang terlibat denganmu
Aku lelah berpikir, aku lelah berdebat,
Aku....
Aku pikir aku bisa nyatanya aku tak bisa.
Ahh sudahlah tak ada habisnya mengeluh
Berdiri diantara sayup-sayup senja,
Membuatku terbuai belaian angin penenang kalbu
Segala harap dan ketulusan sirna
Tenggelam menjelma menjadi kelabu
Saat ini semua ""emosional"" menjadi satu
Berkecamuk menjadi luka.
Ini salahku karna tak pernah membukanya bertahun-tahun.
Hingga semesta menghukumku dengan cara menyakitiku.
Hhhaah, kapan aku bisa berpikir rasional?
05 Desember 2021"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.