LINTANG INDONESIA - PUISI
Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail".
DUKUNG:
Hey, aku dan kamu nyata.
Perasaanku singgah nyata pada dirimu,
Senyata bumi berganti siang dan malam.
Oh, tidak senyata garis kenyataanku denganmu.
Hey, cintaku nyata.
Melihatmu itu menyembuhkan segala lukaku.
Afsun senyummu serta nayanikamu,
Memberi harapanku untuk hidup kembali.
Cintaku nyata, senyata diciptakannya alam semesta ini.
Tidak.
Kenyataannya kau datang tidak untukku,
Kau datang hanya sebagai penghibur dan menghibur.
Ku kira kau datang untuk singgah atau disinggahiku.
Ku melihatmu,
Namun tak pernah bertemu denganmu.
Kita bagaikan minyak dengan air,
Tak akan pernah menyatu.
Kita tidak akan menjadi nyata.
“Matrik Harapanku”
Matrik harapan itu adalah kamu, sahabat.
Keputusanmu adalah kepercayaanku,
Kepercayaanku adalah kenyamananku.
Harapanku setinggi langit ke tujuh.
Bisakah kau mempertahankan matrik harapanku?
Tolong, sahabat.
Aku menahan gelabah dan gamang.
Jangan pakai topeng nuraga,
Jika berakhir palsu, tak dari citta dan kalbumu.
Jangan candramawa, jika berakhir mengecewakan kalbuku.
Mengapa ketaksaan ini risakku?
Bukan tidak percaya, namun asaku terlalu sendu.
Tidak!
Aku yakin, kau berbeda.
Kau bukan pembuat luka, melainkan penyembuh luka.
Mari meraki selamanya dengan serayu.
Mari ugemlah pada kepurusanmu dan kepercayaanku.
Muditaku hanya untukmu sahabat.
Jagalah matrik harapanku.
“Lakuna”
Dari ina sampai swastamita.
Serayu nestapa di langit redum,
Turunlah derai air.
Andai alasanmu tidak akan pernah ada,
Kalbuku tidak akan terluka dan lakuna.
Lakuna ini adalah elegi kalbuku.
Aku merasa lakuna hadir disini.
Lakuna pergilah sejauh mungkin.
Aku ingin keramaian cinta hadir.
Akaramu selalu terlintas dalam ingatanku."
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.