Dibalik Tirai - Kumpulan Puisi

LINTANG INDONESIA - PUISI

Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail". 



Bagi yang mau pesan buku ini, silakan klik link di bawah

👇👇👇👇👇👇👇👇👇


DUKUNG:



 "1.                              Dibalik Tirai

                                       Karya : Syaffira R


Setumpuk embun menghadang inderaku

Kala butiran tersapu jemariku

Tersingkap pikir tentang kala itu

Ku seka bayangmu yang kian membanjiri


Karsa tak lagi tertata

Kenyataan kini telah berbeda

Kala pergimu hanya menyirat sendu

Kini tinggal bayangmu menyapaku


Dibalik tirai ku terisak

Merindukan kenangan yang nyata

Melamun beradu pikir

Bertanya siapa sebenarnya yang tiada


Senjani telah nampak

Dan diriku masih terpaku

Terpaku disebalik tirai

Berharap kau kembali menemani


 2.                            Sebatas Pilar

                                        Karya : Syaffira R


Aku yang mengadah

Seraya memohon kepadaNya

Bisakah kami bersama

Namun nihil jawabnya


Bersimpangan bak jalanan

Terpaku inderaku disebrang

Kenyataan telah menggores harapan

Ku lihat genggamanmu dengan tangan bertautan


Kala sajadah panjangku menemani

Menemani isak tangisku tiada henti

Entah apa yang kau pikir di sana

Ku masih bungkam tak ingin bertanya


Batas kita adalah pilar

Nan tak bisa dirobohkan 

Meski puing berjatuhan

Kita tetaplah dua insan nan sukar disatukan


3.                            Jalanan Malam

                                             Karya : Syaffira R


Tersapu alasku pada tiap trotoar

Menikmati dinginnya jalanan

Beralaskan terompah nan hangat

Bersenandung dengan irama nan nikmat


Isak tangis di sebuah gang

Ia meringkuk kedinginan

Tiada insan memperdulikan

Jalanan malam kian mengerikan


Ku sodorkan tanganku

Ia bangkit dan lari tunggang langgang

Ketakutan bak dikejar setan

Nyatanya ini memang iblis berhati manis


Ia terpojok dengan tangis 

Ku biarkan ia menderai

Hinffa isak tak lagi terdengar

Hingga ia puas berkeluh peluh


Jalanan kala itu menjadi kenangan

Seorang anak yang kutemukan bangkit kegirangan

Kala kesuksesan menghangatkan kehidupannya

Kedinginan itu tak lagi mengusiknya


Itulah gelandangan yang ku hidupi

Meski jabatan telah menghidupi 

Makamku tak pernah lupa ia sinari

Sinari dengan senyuman nan abadi"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.