LINTANG INDONESIA - PUISI
Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail".
DUKUNG:
"Pahlawanku inspirasiku
Karya : Ana Restunintyas
Selongsong peluru siap menembus kulitmu sewaktu-waktu
Deru debu bertebangan lalu lalang tank-tank besar
Para pejuang dengan bambu runcing siap melawan
Pahlawanku inspirasiku
Kau pertaruhkan nyawamu
Darahmu berceceran berjuang demi negara
Bergejolak di dada dengan pekikan MERDEKA...!!!
Pahlawanku inspirasiku
Hari ini kami memperingati perjuanganmu dulu
Kucuran keringatmu, tumpahan darahmu
Sebagai cambuk semangat kami para penerusmu
Pahlawanku inspirasiku
Kini perjuanganmu ternodai
Air mata rakyat jelata menggenangi bumi pertiwi
Kemiskinan, ketidakadilan, kesenjangan sosial, diskriminasi
Dan korupsi masih membayangi negeri
POTRET KEMISKINAN
Karya : Ana Restuningtyas
Bapak pengayuh becak duduk termenung, tatapannya kosong
Berangkat pagi perut belum terisi
Perih tak di rasakannya
Hanya air mineral menopang kelaparannya
Matahari semakin meninggi
Membakar kulitnya yang menghitam
Berhari-hari sepi penumpang
Semenjak ppkm level pertama hingga sekarang
Di rumahnya, seorang ibu sedang membakar singkong untuk makan, tidak ada nasi ataupun lauk pauk di rumahnya.
Hanya ada singkong hasil dari buruh di kebun juragan desanya.
Anak-anak yang sudah terbiasa dengan keadaan seadanya
Daaannn.. Nun jauh disana, di kota-kota
Berlimpah makanan yang di pamerkan setiap harinya
Tidak memandang ada banyak orang miskin yang menontonnya
Sambil menelan ludahnya, membayangkan bisa makan enak sekali saja
Ada lagi di gedung-gedung tinggi
Berkeliaran tikus² berdasi
Memperkaya diri, tak ada hati mengikis dana bantuan yang bukan haknya
Dimana rasa empatimu?
Buka mata hatimu
Di sudut² kota, di pelosok desa
Banyak orang menahan lapar
Berjuang melawan keadaan demi kelangsungan kehidupannya.
CINTA YANG ABADI
Karya : Ana Restuningtyas
Kadang pernah terbersit untuk membencimu
Setelah aku serahkan seluruh hatiku
Saat rasa ini meletup letup dalam dadaku
Kau pergi tanpa pesan
Patah hati yang sempurna
Bayang²mu menyiksaku
Di sudut malam, kenangan tentangmu selalu datang
Wajahmu nan ayu
Sikap manjamu dalam pelukan ragaku
Namun, Allah lebih menyayangimu
Membawamu kembali keharibaanNya
Pulang dengan tiba-tiba
Seketika air mata tumpah
Meronta, menembus batas kesadaranku
Geliup angin membasuh wajah
Dalam bait-bait puisiku
Bermunajatku kepadaMu
Wahai Alloh dzat yang Maha Cinta
Ajari hamba ikhlas menerima takdirMu dengan lapang dada
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.