LINTANG INDONESIA - PUISI
Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail".
DUKUNG:
"Surat Hari Ayah
Oleh: Aif Nurhidayat Assidiq
Untuk ayahku yang aku cintai walaupun di dunia paralel sana.
Aku tak ingin kamu cepat-cepat ditanam dinatanah,
dan juga tidak buru-buru mengadakan pertunjukan UFC di dalam rumah.
Aku masih ingin di biyayai, tak ada perusahaan yang membutuhkan badut sirkus yan melompat di lingkaran api bukan, Yah.
Sudah lama hidungmu tidak menyentuh masakan ibu, hanya baju-baju kotor yang menggunung dan tak ada yang berani menyentuh, seperti hutan larangan selalu ada pantangan untuk masuk kedalamnya,
Bau tubuhmu adalah aroma kafiar teramat mahal untuk ada di meja makan kami.
Malam-malam kau jadi si rama-rama pergi keliling dunia dan tak pernah kembali sampai siang tiba.
Si malu-malu kucing.
Oleh: Aif Nurhidayat Assidiq
Jatuh cinta padamu membuat ku jadi si malu-malu kucing.
Diam-diam memaling senyum dan lesung pipimu yang teramat dalam.
Kadang aku ikut tenggelam pada lagu yang kau dengarkan, dan aku harus menyelam dalam berbohong.
Kadang aku jadi suka kartun yang kau tonton, warna yang kau suakai, walaupun aku harus menipu mata ku sendiri.
Aku juga suaka bulan dan buawalan yang indahnya terbuat dari kebohongan. Tutur kata mu kemasan raga tanpa yang lain Berujar aku pahami.
Jatuh cinta padamu aku harus jadi si malu-malu kucing.
Diam terpejam dan menghindari matamu, Ya. Matamu, sebuah bola marabahaya yang teramat besar tak henti-hentinya membuatku menajadi kucing malu yang memiliki perasaan.
Emang-emang Gerobog Sayur
Oleh: Aif Nurhidayat Assidiq
Pagi-pagi sekali sayur-sayur pasar, dibawa di kantong celana Emang-emang sayur. Semangat ia terpikul Gerobog-gerobog yang masih penuh oleh kehidupan. Dan cita-cita putrinya untuk sarapan.
Keringat didahinya menggerus waktu dan massa. Ia menjual pagi menjadi siang, ia gadaikan malam Jadi sepatu sekolahan yang sudah mengintip Ibu jari kakinya.
Kang sayur dan gerobak Berjalan pagi-pagi menembus embun yang singgah di pucuk daun, dan menyapa buru-burung perkutut yang sedang termangu di dahan pohon yang telah disulap jadi ruang beratap.
Gerobog sayur melaju terpikul makan siang yang tak kunjung jadi.
Anak nya seketika muncul dalam bayang meminta sepatu yang tidak punya jendela agar ibu jari yang jenuh tak melihat-lihat keluar.
Emang-emang sayur dan gerobaknya tak pernah letih dan lelah. Tak ada punggung dan pinggang yang coba diluruskan, mendorong dan menarik adalah hal yang indah. Sebagai ibadah yang lima setiap hari dilakoni manusia. Setiap hari dan jam Emang-emang sayur harus dada lapang, dan terkadang malam tak pulang-pulang.
"
2 σχόλια
Write σχόλιαBagus kak
Reply👍👍👍👍
ReplyEmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.