LINTANG INDONESIA - PUISI
Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail".
DUKUNG:
SATU TANAH AIR, BANGSA, DAN BAHASA
Karya: Bella
Hai pemuda pemudi Indonesia! Berapa jumlahmu? Jawablah kami hanya satu
Seperti kisah damai dituang dengan logika
Diperas dengan ratapan paling mengesankan
Mengesampingkan hal tak begitu lapang
Demi sebuah lengsernya meja perdebatan
Kemarilah!
Kita bicarakan dan suarakan segala kepemilikan
Agar setara syang dirundungkan dalam berbahasa
Satu Tanah Air..
Hidup di masa penjajahan bak seekor burung dalam sangkar berpenghalang
Pedih, sakit, itu kata yang mereka ucapkan
Lebih baik mati atau merdeka, itu slogan yang mereka pegang
Walau darah mengucur deras dari badan di medan perang
Ditembus peluru dari senapan
Diingat atau dilupakan
Tak pernah mereka hiraukan
Satu Bangsa..
Hari ini jiwa negeri bersatu padu
Ambil alih sisa juang pahlawan dulu
Kobarkan api semangat menggebu
Giring ibu pertiwi bersama terus maju
Abadi Indonesia tanpa jeda kita melaju
Agar negeri tetap bisa bersatu padu
Tetal bangkit wakah bejuta liku
Indonesia, tetaplah jadi bangsa pemersatu
Satu Bahasa..
Melalui perjuangan berdarah-darahmu
Aku bangga memilikimu
Bahasa Indonesia yang murni
Dipenuhi kisah adorasi yang abadi
Namun, serapan yang terucapa di keseharian
Nongkrong dengan teman di angkringan
Lengkara bila menghujat frasa-frasa baku
Tervalidasi menjadi jejaka teramat kaku
Hingg kadar bersinggungan dengan belukar yang meraum citra
Dari bangsa yang bersahut dengan santunnya memulia bahasa
Lihat! Lihatlah itu para pemuda
Walaupun kita tumbuh dari berbagai rumpun
Namun akar juang tetap satu
Satu tanah air, bangsa, dan bahasa
LENYAP
Karya : Bella
Pernah hatiku melabuh
Biasa tanpa asa
Hingga waktu berjalan sesuai arahnya
Hatiku kembali berlabuh
Asa ku mulai tumbuh
Ada keinginan di jiwaku
Tuk kembali
Apa daya jika semua sia-sia
Kini hatiku merana
Kesempatan kembali terbuka
Entah bagaimana ku tetap
Bisa menerima kerta yang rusak,
Kayu yang terbakar, gelas yang pecah
Semua berubah
Dan perpisahan menjadi unjungnya
Pedulimu, aku rindu
Menunggu asa ini membunuhku
Di mana dirimu ?
Ataukah bumi ini melenyapkanmu ?
DIAMKU
Karya : Bella
Teruntuk dirimu, sahabat yang diam-diam aku tatap dengan
harap
Kau tau? apa yang ingin aku lakukan setiap melihat kau
tertawa di hadapanku ?
Ya, aku ingin menetap bersamamu
Dirimu hampir setiap hari hadir bersamaku tanpa perasaan
kaku
Aku mengerti tak selamanya aku menahan rasa yang telah
ada untukmu
Sabarku akan membuat kau sadar akan rasaku
Aku yakin hal itu, meskipun aku tak tahu kapan waktu akan
Mengungkapnya
Pengecutku, aku tak pernah berani menatapmu
Namun, aku selalu sering memintamu di hadapan Tuhanku
Yang kutakutkan, apa setelah kau tau akan rasa itu kau akan
meninggalkanku? Atau tetap tinggal di sini bersamaku?
Ah! aku terlalu pengecut untuk kehilanganmu
Awalnya, aku kira persahabatan antara pria dan wanita itu
akan menyenangkan
Ternyata aku lupa, bahwa resikonya akan jatuh cinta.
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.