LINTANG INDONESIA - PUISI
Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Twilight of happiness".
Bagi yang mau pesan buku ini, silakan klik link di bawah
DUKUNG:
Tanda Atau Peringatan
Muhammad Intan Syamsul Ma’arif
Kini Sepi…
KekasihMu engkau panggil kembali kepadaMu.
Malam demi malam semakin sedikit yang menyeru padaMu.
Tak hanya hati ini yang bergetar,
Bumi Menangis…
Bergeliak Nampak tak tenang,
Ini tanda atau peringatan? Atau bahkan ini azab?
“Lailaha illa anta subhanaka inni kuntu minadhdhalimin”
Habis Gelap Terbitlah Terang
Muhammad Intan Syamsul Ma’arif
Musim telah berganti,
Badai usai tumbuh pelangi.
Bunga bermekaran,
Disapa lembut cahaya matahari,
Hingga tumbuh bersemi kembali.
Waktu mengubah segalanya,
Membangkitkan yang lemah,
Memperkokoh yang kuat.
Segalanya kini adalah baru,
Nimfa menjadi capung,
Pupa menjadi lebah,
Ulat menjadi kupu-kupu.
Perayaan sudah disiapkan,
Gambaran diri telah terbentuk,
Saatnya melangkah dan menjemputnya.
Waktu
Muhammad Intan Syamsul Ma’arif
Sekejap duduk menunggu kereta,
Melihat jam, tak tersadar waktu cepat sekali berlalu.
Entah ini hukum Newton, hukum Alam atau hukum apapun itu.
Setiap bersama dengan orang Tercinta walaupun itu hal kebahagiaan maupun kepahitan,
Waktu akan terasa cepat berlalu.
Sehingga tak sadar sudah Tiga kereta tujuan yang terlewatkan,
Hanya untuk berbincang mengutarakan kerinduan masing-masing.
Benar kata orang terdahulu, “Hargailah Waktumu, Gunakan Sebaik Mungkin”.
Bisa jadi waktu yang telah kita alami akan menjadi kenangan yang tak pernah dapat dilupakan.
Apalagi waktu bersama dengan kekasih hati,
karna waktu akan memisahkan segalanya.
Apakah kita yang akan ditinggalkan atau kita yang akan meninggalkan.
Tuhan Maha Cinta
Muhammad Intan Syamsul Ma’arif
Engkau gariskan segalanya kehidupan ini,
Engkau sayangi segala ciptaaanMu,
Engkau berikan segala jalan dalam setiap kesulitan.
Telah kembalinya kekasihMu kepadaMu,
Kabar yang selalu kami terima setiap harinya.
Telah kembalinya orang-orang terdekat kami,
Menjadi kabar bagai kabar koran pagi hari.
Segala hal yang terjadi pada bumi ini adalah atas kehendakMu, Tuhanku.
Selembar daun pun Engkau sudah atur akan jatuh kapan dan dimana.
Berkecamuk dalam fikiran hambaMu,
Tuhan, ini kah tanda murkaMu?
Tuhan, ini kah balasan atas segala dosa kami?
Perenungan ini tak akan menemukan ujung.
Memanglah kematian adalah nasihat terbaik.
Pada sisi bumi lain, kutemukan sinar penerang kegelapan.
Cahaya yang Engkau pancarkan untuk kami.
Bermunajat adalah menjadi suatu kewajiban,
sebagai kunci selain berpasrah atas segala hal yang akan terjadi pada kami.
Kini ramai,
Telah tersadar atas jiwa-jiwa kami,
Telah terbukanya pintu-pintu hati yang gelap ini.
Tiap detiknya hanya mengingatMu,
Tiap waktunya hanya mendekat kepadaMu.
Tersadarnya,
“Lailahaillallah muhammadarrasulullah”
Nama: Muhammad Intan Syamsul Ma'arif
TTL: Semarang, 16 Maret 1996
Agama: Islam
Pekerjaan: Pegawai Swasta"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.