LINTANG INDONESIA - PUISI
Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Twilight of happiness".
Bagi yang mau pesan buku ini, silakan klik link di bawah
DUKUNG:
Manusia Gagap
Karya: Leo Fernando
Sepotong kisah tentang kegagapan manusia di tengah zaman yang manja,
bertubrukan antar pikiran-pikiran kosong yang gila akan dunia sahaja,
dan lambat laun memudar dengan rangkaian besi rumit di atas baja
Menggelitik lirih dalam ayunan kencang retorika masa beradab
Tak sejalan pandangan historis budaya yang menganggap musuh-musuh gagap
Insan tak berdaya dengan seonggok daging, kini tergantikan kaki-tangan listrik
Kicauan dari bibir pun kini teralihkan dalam suara bangkai busuk tercekik
Daya kilauan putih entah mengalir dalam ideologi kasar
yang tak lurus pada masa hambar
Babu dan budak seakan menjadi semut kecil dalam otak-otak bersuar
Dasi dalam leher mengikat kencang sampai sesak tak bernapas
terengah-engah entah tak seiras
Manusia gila bermunculan di atas plastik-plastik serat
Dengan sejuta asa demi serpih tipis menggurat
Uang berhambur di mana-mana menatap langit seakan berurat
Seporsi pangan papan sandang kini mulai menipis
tergerus hebat dalam gusuran jeruji besi yang terkikis
Pertanyaan retoris melayang-layang dalam pikiran antah
Mengadu nasib ke sebuah kota metropolitan berantakan “hijrah”
itu juga membawanya mengenal dunia yang tak pernah dibayangkan sebelumnya
Kerumunan satu ke kerumunan lainnya menjelma dengan nama-nama
sebagai hal yang tercerabut dari akarnya
terlepas dari fondasi yang bersifat fundamental, katanya
Revolusi mengubah menggubah total pola tatanan lama
dalam waktu yang sangat singkat
Aktivitas-aktivitas nyata, kini tergantikan dalam sistem maya tersayat
Pemain licik serba fisik maklum menampakkan kumis tipis berbisa
mengekstraksi “pemain-pemain lama” dengan “para pemain depan fana”
mencetak bibit-bibit penyakit di atas derita kemanfaatan
lengang dan tak ada peperangan di laga medan
Mungkin ini teka-teki yang tak harus terpecahkan
atas dasar asas kemanusiaan."
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.