tangisan dan darah tak bisa mengatasinya

LINTANG INDONESIA - PUISI

Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail". 



Bagi yang mau pesan buku ini, silakan klik link di bawah

👇👇👇👇👇👇👇👇👇


DUKUNG:



 "tangisan dan darah tak bisa mengatasinya


Karya: Parto Anggita Simanihuruk


alunan dunia yang indah 

mimpi telah terpecah

segores duri yang sangat mematikan 

terpanah di dalam diri


telah berbiram di dalam jiwa

telah bersorak sorak meminta pertolongan

tapi, seekor nyamuk tak ada mendengarnya

tusukkan itu membara diseluruh tubuh 


harapan yang di idamkan 

kini telah hancur 

detak  jantungnya telah lemah

beribu taktik ia lakukan 


tapi, selalu gagal 

dia semakin cemas melihat badannya 

tetesan bola mata mulai keluar 

dirinya telah mandi darah 


lalat mulai mendekatinya 

seakan dia sudah membusuk

telur lalat telah menempel erat di jiwa

tangisan dan darah tak bisa mengatasinya


Tuhan 

kepada tanganMu kuserahkan jiwa ini

dengan rohMu  tubuh ini ber akar kembali

hendak bertunas dan berbuah



sekejap merasakan dunia


Parto Anggita Simanihuruk


secuil ikan busuk telah dibawa semut 

dengan gagah seekor semut membawanya 

aroma busuk sangat sengat di hidung 

tapi, semut tetap santai merangkulnya 


dalam kesadaran tidak berarti

hanya demi secengkal perut

mengorbankan seluruh jiwa 

setetes air mata tak terbayar


walaupun telah lelah mendaki puncak gunung

tetesan keringat membasahi jiwa dan raga 

terik panas matahari menerjang 

rasa haus tak bisa di obati 


telah tercapai ketujuan 

celetuk suara teriak hampir habis 

tapi, suara perut sudah bermeong

menutup mata sekejap merasakan dunia



KEHANCURAN


PARTO ANGGITA SIMANIHURUK


Dimana semua hampa

seluruhnya  gugur tanpa sehempas angin

mungkin kehancuran ini telah terjadi 

dimana mimpi ini telah hilang 


laut telah menyimpannya 

tapi, semua telah di makan ikan 

tanpa setitik tak tersisah dibawa oleh ombak 

walaupun ombak telah berlari  kesana sini 


kehilangan ini jiwa dan raga menjadi lemah 

bintang dan bulan seakan membenci 

lalu suara anjing ber aung menuduh bersalah



mungkinkah matahari petang menghibur

dengan cahaya bangga 

burung burung bernyanyi mendukung

tapi, langit sudah menangis  melihat kesalahan ini

semua mengecewakanku dan membenci


"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.