SAJAK ARUNIKA SANTRI PENDOSA - Kumpulan Puisi

LINTANG INDONESIA - PUISI

Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail". 



Bagi yang mau pesan buku ini, silakan klik link di bawah

👇👇👇👇👇👇👇👇👇


DUKUNG:



 """SAJAK ARUNIKA SANTRI PENDOSA""

Oleh: Rixsi Riadi


Reflektor pagi terasa sayup

Embun diujung ilalang

Menyapa bersisurut


Baya berlipat dalam wajah

Ikal mayang telah memutih

Ujung swastaita telah rundung


Waktu berjalan tak menunggu

Pintu akhir jadi atensi

Dari fana ke baqa


Anju tuk disana tiada

Hanya sejumput amal dan setumpuk dosa

Masihkah aku euforia?



""SANUBARI TERBUNGKAM

oleh : Rixsi Riadi


Malam pun kini telah berganti siang

Angkasa tersenyum dalam manis yang diam

Tak sedikit pun mampu tergambarkan

Meskipun dalam melodi penghujung hari

Dengarkanlah nada-nada terindah

Yang mengilutrasikan setiap kenangan

Sajak-sajak kerinduan ini

Tengah membisikkan kata-kata yang kuharapkan

Ku mencoba melukiskan setiap kata-kata itu

Walaupun ku tahu

Ku tak mampu membuatnya terlihat sempurna

Namun benar

Ingin kukatakan kau telah mengajariku

Untuk merasakan ketentraman

Kuasa cinta di hatimu

Telah meneguhkan kemasyhuran karunia yang terbenam

Terima kasih untuk setiap kenangan.


“HEMBUSAN NAFAS PAHLAWAN”

Oleh : Rixsi Riadi


Pahlawan yang hilang dari kertas sejarah

Yang membutuhkan pena untuk menulis kisah

Tak ingin sekedar jadi karangan indah

Di setiap kali perayaan penuh hikmah

Setinggi apapun ceritanya menjulang

Hingga ketika penyairnya lengah

Dia mengudar bahasa

Dan terbang ke angkasa dengan sampuan semesta

“Lihat!!!Itulah pahlawan yang paling percaya diri”

Kata anak kolong jembatan yang tengah mandi di kali

“sosok seperti itulah yang patut kita hormati”

Mereka memberi penghormatan jauh dari kata basa-basi

“Wah,itulah sosok yang paling seksi”

Kata seorang pelacur yang belum sempat berpakaian di jendela kehidupan

Pelacur memberi penghormatan dengan sisa kehormatan yang penghabisan

“Duhai, itu pahlawan paling pahlawan”

Kata seorang pujangga kepada sekuntum bunga

Yang tengah ia rayu untuk membocorkan rahasia

Tentang embun yang membasahi kelopaknya

“itulah pahlawan yang paling tabah”

Teriak pimpinan demonstrasi

Yang hampir menyerah

Menuntut hak-hak yang ada

Kepada pemerintah 

“elehh,itu pahlawan yang tak penting!”

Ujar pimpinan ormas garis keras

Yang biasa mengkafir-kafirkan perbedaan identitas

Pahlawan itu akhirnya tiba di sebuah gubuk derita

Yang dalam tangisnya pun tak berani bersuara

“inilah pahlawan yang kita tunggu, pahlawan yang bersamaku dulu!”

Kata seorang kakek renta dengan hembusan nafas terakhirnya.

"




Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.