LINTANG INDONESIA - PUISI
Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail".
DUKUNG:
"""SAJAK ARUNIKA SANTRI PENDOSA""
Oleh: Rixsi Riadi
Reflektor pagi terasa sayup
Embun diujung ilalang
Menyapa bersisurut
Baya berlipat dalam wajah
Ikal mayang telah memutih
Ujung swastaita telah rundung
Waktu berjalan tak menunggu
Pintu akhir jadi atensi
Dari fana ke baqa
Anju tuk disana tiada
Hanya sejumput amal dan setumpuk dosa
Masihkah aku euforia?
""SANUBARI TERBUNGKAM
oleh : Rixsi Riadi
Malam pun kini telah berganti siang
Angkasa tersenyum dalam manis yang diam
Tak sedikit pun mampu tergambarkan
Meskipun dalam melodi penghujung hari
Dengarkanlah nada-nada terindah
Yang mengilutrasikan setiap kenangan
Sajak-sajak kerinduan ini
Tengah membisikkan kata-kata yang kuharapkan
Ku mencoba melukiskan setiap kata-kata itu
Walaupun ku tahu
Ku tak mampu membuatnya terlihat sempurna
Namun benar
Ingin kukatakan kau telah mengajariku
Untuk merasakan ketentraman
Kuasa cinta di hatimu
Telah meneguhkan kemasyhuran karunia yang terbenam
Terima kasih untuk setiap kenangan.
“HEMBUSAN NAFAS PAHLAWAN”
Oleh : Rixsi Riadi
Pahlawan yang hilang dari kertas sejarah
Yang membutuhkan pena untuk menulis kisah
Tak ingin sekedar jadi karangan indah
Di setiap kali perayaan penuh hikmah
Setinggi apapun ceritanya menjulang
Hingga ketika penyairnya lengah
Dia mengudar bahasa
Dan terbang ke angkasa dengan sampuan semesta
“Lihat!!!Itulah pahlawan yang paling percaya diri”
Kata anak kolong jembatan yang tengah mandi di kali
“sosok seperti itulah yang patut kita hormati”
Mereka memberi penghormatan jauh dari kata basa-basi
“Wah,itulah sosok yang paling seksi”
Kata seorang pelacur yang belum sempat berpakaian di jendela kehidupan
Pelacur memberi penghormatan dengan sisa kehormatan yang penghabisan
“Duhai, itu pahlawan paling pahlawan”
Kata seorang pujangga kepada sekuntum bunga
Yang tengah ia rayu untuk membocorkan rahasia
Tentang embun yang membasahi kelopaknya
“itulah pahlawan yang paling tabah”
Teriak pimpinan demonstrasi
Yang hampir menyerah
Menuntut hak-hak yang ada
Kepada pemerintah
“elehh,itu pahlawan yang tak penting!”
Ujar pimpinan ormas garis keras
Yang biasa mengkafir-kafirkan perbedaan identitas
Pahlawan itu akhirnya tiba di sebuah gubuk derita
Yang dalam tangisnya pun tak berani bersuara
“inilah pahlawan yang kita tunggu, pahlawan yang bersamaku dulu!”
Kata seorang kakek renta dengan hembusan nafas terakhirnya.
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.