Pelukan Sendu - Kumpulan Puisi

LINTANG INDONESIA - PUISI

Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail". 



Bagi yang mau pesan buku ini, silakan klik link di bawah

👇👇👇👇👇👇👇👇👇


DUKUNG:



 "PUISI 1


Pelukan Sendu

Oleh : Lulu Nazhifa


Menerka banyak perkara

Ditemani gemerlap semangat dari baskara

Membangkitkan batin untuk menghadapi prahara

yang sudah membekas begitu lara


Beribu kalimat putus asa terlintas

Melihat berbagai insan berkelas

Dengan pencapaian menderas

Seusai berperang panas


Aku ingin seperti mereka

Hingga tak sadar telah menimbulkan banyak luka

Melupakan banyak suka

Meninggalkan gejolak antusias seketika


Bisikan dari-Nya menenangkanku

Membuat dekapan yang sangat memangku

Mengalihkan bentala penuh liku

Mendekatkan diri pada Sang Pencipta laku


Aku terbangun dari pelukan sendu

Tersadar akan dunia kelabu

Menungguku bangkit menghadapi ragu


Sekarang, aku paham

Bahwa setiap jiwa berbeda kilau



PUISI 2


Lamunan Masa Kecil

Oleh : Lulu Nazhifa


Berbagi rasa penuh suka

Mengikuti alur tanpa prasangka

Menjalani hari tanpa memusingkan aritmatika

juga fisika


Hidup hanya sebatas candaan

Lalu menghampiri rumah teman

Mengajaknya bermain ayunan

Untuk mengusir bentala gertakan


Kala itu, puak berida selalu bertanya

Apa cita-cita yang kau punya?

Dan aku menyahuti secepatnya

Bahwa dokter adalah jawabannya


Hingga, diri ini tersadar

Akan lamunan yang semakin membuyar

tentang realita tak seindah berikrar

Seusai menikmati hidup penuh penawar


Yah, Bu, bisakah aku menarik harapan?

Perihal dewasa adalah pilihan

Untuk menjadi insan seperti angan


Saat ini, aku sudah tahu

Dewasa bukan yang kumau



PUISI 3


Dekapan Nestapa

Oleh: Lulu Nazhifa


Rajutan semesta mencoba merangkai lembaran

Menghilangkan rasa penuh ketidakpastian

Akan dirinya yang mendekap dalam pikiran

Bersama semerbak menyejukkan


Utopia dirinya selalu membayangi

Merasuki jiwa untuk mendalangi

Mengiringi kepiawaian miliknya yang tak tertandingi

Membuat debaran semakin menyambangi


Hingga, bayangan tersebut berlari mengejar pemiliknya

Meninggalkanku tanpa bertanya

Melepas rangkul semaunya

Merelakan kenya sesuka hatinya


Meski awalnya, hampa menemani

Dengan rangkulan kisah belum harmoni

Sepanjang harapan penuh opini

Kemudian berakhir ironi


Pada akhirnya, jiwa telah terbiasa

Untuk meniti jalan leluasa

dan menyadari bahwa ia membawa durjasa

yang menyiksa"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.