LINTANG INDONESIA - PUISI
Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail".
DUKUNG:
"Selubung
Yanuar Abdillah Setiadi
Banjir serupa luapan tangis
mengalir deras dalam sanubariku.
"HILANG
Antara kau dan aku
Pemilik ciptaan yang sama ditakdirkan untuk berbeda
Takdir yang mengembalikanmu pada sang pencipta
Takdir yang membawamu pergi dari dunia
Dunia orang berkepala dua
Takdir memutus kebersamaan
Memisahkan dua insan yang terikat
Mnyisahkan kenangan indah
Andaiku bisa melawan takdir
Kan ku ganti posisimu
Membiarkan aku pergi dulu
Meninggalkan dunia tipu
Kau pergi,kau hilang,kau tak akan bisa kembali
Senyuman indah yang terukir
Tak akan bisa terlupa
Kau hanya titipan bagiku
Aku tak pernah bisa memilikimu
Karna kau pemilik sang maha memiliki
Sekeras apapun ku mencoba melawan takdir
Tidak akan pernah bisa mengembalikannmu
Pulang
Kaki ini tiada lelahnya melangkah
Menyisahkan jejak kaki yang terarah
Langkah demi langkah tak terasa lelah
Karna hati ini tak pernah mengalah
Kerinduan spontan memaki diri
Kesabaran meraung tak terkendali
Jarum jam berputar tiada henti
Mengisyaratkankan untuk pergi dan kembali
Kerinduan akan pertemuan
Memenuhi panggilan ikatan dua insan
Yang selalu terbayang dalam fikiran
Hingga sosoknya hadir menjadi kenyataan
Perginya untuk tujuan
Penantiannya melanda kerinduan
Kembalinya menjumpai pertemuan
Kepada maha yang dirindukan
PERGI DAN TAKKAN KEMBALI
Langit gelap yang mencekam
Semua terlihat abu nan suram
Layu tiada kehidupan
Peradaban hilang tertelan
Kemarin kupandang senyumnya
Kudengar lantunan ayatnya
Namun ada rasa yang menjanggal di hatinya
Hingga semua itu pergi ntah kemana
Kusebut namanya namun tak kunjung bangun
Mungkin dia terlelap dengan mimpi indahnya
Hingga kain putih membungkus tubuhnya
Ia disholatkan kerabatnya
Liang lahat menyambut jasadnya
Namanya tlah terukir di batu nisan
Saat itulah hidupku hilang tiada arah tujuan
Dia pergi meninggalkan bersama kenangan
Namun kenangan itu takkan terlupa dan tergantikan
Ayah….
Ayah, kau tak pernah temaniku tuk berjuang
Maka, sekarang lihatlah aku yang sedang berjuang
Kau tak pernah tahu pahit manisnya akan sebuah perjuangan
Namun aku akan kembali dengan hasil manisnya perjuangan
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.