LINTANG INDONESIA - PUISI
Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail".
DUKUNG:
"DARI HAMBA UNTUK NONA
Karya: Annaas Arrohiim
Teruntuk Nona, yang hamba cinta.
Hamba tuli akan tembang asmara
Hamba buta akan diorama cinta
Hingga akhirnya, Nona datang mengubah persepsi hamba
Asmara tetaplah asmara, cinta akan tetap ada
Dimanapun nona berada.
Selamat malam Nona
Salam rindu, hamba titipkan lewat angin malam yang menusuk raga
Nona, yang cantik nan manis
Kharismamu membawa hamba berkelana dalam cinta.
Melantunkan kisah asmara, lewat tembang nada
Laras-laras yang mengalun dalam telinga
Menyelipkan sebuah kata cinta
Kian lamanya hamba memupuk asmara
Rasa ini tumbuh dan mengakar didalam kerimbunan
Hingga akhirnya, hamba terlena dengan alunannya
Mengingat hamba kepada sebuah laras nada
Hamba lupa, hamba ini siapa, dimata Nona?
Jogjakarta, 4 Desember 2021
MALAM ITU SEBELUM GERHANA
Karya : Annaas Arrohiim
Angin yang dingin, diiringi gemuruh guntur
Diselimuti gelapnya mega mendung malam hari
Badai sedang datang malam ini
Entah sampai kapan, badai berakhir
Malam yang larut semakin gelap
Guyuran air hujan jatuh membasahi bumi
Malam yang panjang kan kita lalui
Diiringi suara hujan, dan gemuruh guntur
""Masuklah! diluar sangat dingin
Didalam ada kehangatan""
Ucap sebuah hati yang sedang pilu
Lepas dan gantungkan jaketmu yg kuyup itu
Duduklah disamping tungku perapian itu
Setidaknya masih bisa menghangatkan tubuh kuyup itu
Sampai badai selesai.
Keringkan saja anggur didalam gelas itu
Tuanglah bila kau masih suka
Makanlah kue itu jika kau mau
Hidupkan saja lentera itu jika masih merasa gelap
Hatiku takkan segelap apa yang kau kira
Berbaringlah diatas dipan itu
Merebahkan badan, berselimutkan kehangatan
Bagaimana, nyaman?
Setelah badai selesai, kau ingin tetap singgah
Di tempat penuh kehangatan, atau ingin mencari pelangi?
Kalau kau ingin mencari pelangi silakan pergi
Pelangi takkan ada diluar sana
Esok hari akan datang gerhana.
Jogjakarta, 5 Desember 2021
CIPTA, RASA, KARSA, CINTA
Karya : Annaas Arrohiim
Rasamu menggugah naluri dalam jiwa
Mencinta dalam sebuah pinta
Yang tak tau darimana asalnya
Hamba tak tau bagaimana caranya
Sulit untuk mengungkapkannya
Bagaimana bisa hamba mencinta bidadari sepertimu
Sayapmu yang menjuntai dari timur ke barat
Hingga menutupi sang surya
Harum parfummu semerbak
Menyelimuti muka bumi
Hingga lebah tak tau mana nona mana bunga
Pun dengan hamba, tak kuasa hamba memapahnya
Dalam hati yang penuh rasa
Karsamu menggugah naluri jiwa
Siapa yang melihat
Pasti akan mencinta
Tak perlu harta atau kasta
Gelandanganpun akan mencinta
Bidadari sepertimu
Hamba hanya musyafir yang mencari kesetiaan cinta
Sudikah Nona bidadari yang elok nan ayu ini
Menerima kesucian cinta kasih hamba yang tuhan titipkan?
Sudikah Nona bidadari yang anggun nan ayu ini
Menjaga secercah harapan kesetiaan hamba?
Hamba menitipkan ini, bukan semata wayang hamba hanya ingin menaklukan nona.
Bahkan lebih dari itu semua, hamba ingin bersama-sama nona, hingga salah satu menutup mata, atau bersama menutup mata
Menanti waktu indah, bukan lagi cinta yang fana, namun cinta yang terbingkai dalam keabadian
Apabila nona menolaknya, hamba maklum karena hamba tidak sempurna.
Dan hamba sudah tau apa jawabnya, tidak mungkin seorang bidadari mau menerima musafir ini
Hamba tidak bermaksud lancang,
Jangan mengutuk cinta hamba menjadi batu
Akan sangat lelah, hamba memikulnya dan membawanya
Bermusyafir lagi.
Jogjakarta, 5 desember 2021"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.