LINTANG INDONESIA - PUISI
Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail".
DUKUNG:
Dalam Ruang Rindu
mengabadikanmu adalah sebuar karsa
dalam ruang rindu menuju asa
yang penuh dengan keputus asaan
saksi rindu yang mulai terbalut dengan pertahanan hati
apa
bagaimana
dan siapa
rentetan pertanyaan rindu yang selalu dilontarkan
dalam diam dan dalam ruang rindu
perlahan meniti bersama sang waktu
apakah rasa selalu bersama dengan waktu?
bergandengan tangan menuju kata komitmen
mengikat hati yang sebelumnya tandus
mengisi dengan sayang dan rindu
lagi kau tuang secangkir rindu
dalam pahitnya kopi yang tersaji di depan wajahmu.
Tertawalah karena aku merindukan desis kala tawa itu
Menangislah karena aku ter-ngiang ratap tangismu
untuk kau bagi dengan ku
yang bisa menjadi penyemangat dan pengingat untukmu
Hanya bisa bergelun dalam ruang rindu
Menjamu malam
waktu yang salah
oleh: alfin laila
kuingat lagi
disebuah masa yang begitu indah
mampu mengukir senyum yang pupus
mampu menerbangkan seorang perempuan
dengan beribu kebahagian yang nyata
dan waktu yang mempertemukannya
bukan kita, kamu atau kalian
yang menghadirkannya
namun waktu
jua pergi meninggalkannya
meninggalkan beribu tanda Tanya
akan kehadirannya
bahkan kata sakit tak bisa mendeskripsikan
pikiran boleh melupakannya
namun, hati begitu sulit menghapusnya
dan biarkan waktu pula yang menggantikannya
tangis ini bahkan tak cukup
Ketika semua hal akan baik
Tejerambab dalam ideology yang pragmatis
Kala cinta menjelma menjadi rasa
Dan rasa semakinpudar dimakan waktu
Detik itu ku temukan satu bait kata
Mundur
Menyerah
Pasrah
Bagai perahu yang berlayar ditengah laut lepas
Dengan tanpa ujung yang pasti
Kamu membelekkoh layar yang sudah mulai lurus
Untuk bengkok memutar arah
BULAN, HUJAN DAN SEPTEMBER
Aku dan hujan
Menjelma menjadi satu roh
Dalam satu raga
Hujan pertama di bulan sepetember
Menyisakan luka yang mendalam
Hingga tak ada obatnya
Hujan bulan september
Menyisakan resah yang tiada terkira
Hingga tak tahu apa yang di dera
Hujan dibulan september
Awal dan akhir"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.