BUKAN SUATU DOSA - Kumpulan Puisi

LINTANG INDONESIA - PUISI

Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail". 



Bagi yang mau pesan buku ini, silakan klik link di bawah

👇👇👇👇👇👇👇👇👇


DUKUNG:



 "BUKAN SUATU DOSA


tegap menatap tajam 

nyanyian alam kian menggema, seiring nada

Membasah indah tepi telaga

Kerlingku penuh angan penuh harap

Hias diri ikat erat  tradisi 


Orang orang dengan jiwa bertahan, terus mengoarkan

Menyerukan warisan nenek moyang kian tercampakkan

Kurus tergerus, pudar tak tergelar

tradisi mati dari salah presepsi

“aku larungkan kepala kerbau, melangitkan doa 

Agar kekasihku bihar kembali”

Terukir pesan bihar mengecamkan atas kebenaran

Sesembahan dihaturkan kepada tuhan

Bukan berterimakasih untuk lautan

Apa lagi mengabdi setan

Tak bisakah terbaca

Pandang hikmah tak tertera

Atau kemusyrikan belakan

Kecam kebersamaan kuburkan lantunan doa

Pada pemilik semesta

Walau sudah ditegaskan

Kebodohan itu tetap  telan tradisi leluhur

Akan kah menjadi angan?

Ataukah tinggal kenangan?nan hilang di telan zaman




SENJAMU PAGIKU

Di ujung bukit 

Tubuh keringmu berdiri memandang langit

tangan kiri terkibar bendera lusuh penuh makna

terikat erat di sebatang ranting kering hati

tergenggam tulang terbungkus kulit hitam sawo matang

terpekik lantun lantang penuh doa penuh harap

merdeka…!!

Kapak hitam tangan kanan

Tak henti membabat semak belukar pepohonan menghadang

Untuk jalan 

Kemakmuran jiwa raga

Kakimu terus melangkah

Mendaki menyusuri menyeberangi gagah berani

Walau berdarah bernanah pantang menyerah

Seraya berkata 

“Ini Indonesiaku 

Indonesiamu juga hai pemuda

Indonesia anak cucumu juga 

Dan begitu seterusnya, bukan Indonesia kantong tebal bersolek kekuasaan”

Tapi kini bukanlah tempo dulu

Keriputmu tak cukup memberi nafas dadamu

Meski cita belumlah tercapai

Dan kini bukanlah tempo lalu

Matahari tak lagi sudi menerangi 

Senjamu datang menghampiri

Duduklah di kursi goyang 

Kan ku manjakan dengan semerbak wangi kembang

serahkan kapak benderamu

Lihatlah keperkasaanku 

Serambut ilalangpun tak akan luput dari tebasan

Kan kuambil matahari

Dari peraduan senja

Damailah hatimu wahai pejuang

Senjamu adalah pagiku

akan kuwujudkan mimpimu

kan ku tancapkan bendera 

merah putih di atas keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya




BUKAN MIMPINYA

Negriku 

Menjejak tapak bangkit

Walau setapak kakipun belumlah bersama

Setidaknya adalah sedikit sengal lega

Era baru, syahdu syukur penuhi dinding kalbu

Namun itulah belum seberapa

Rintih linang belum terusap

Butir butir air mata menetes di sudut hati

Pertiwi masih tertunduk pilu 

Senyum kecilpun tak terlintas

Menatap gontai perjalanan

Kurun waktu lindas peradaban

Lembut halus tanggali jati diri

Jati diri bangsa 

Warisan leluhur mulia

Budaya bungkam ditelan zaman

Warisan nenek moyang semakin tercampakan

Umbar aurat jadi dambaan

Puaskan penikmat mata jelalatan

Uhuiiii asoyyy

Dan keren umbarnya

Bangga dijalan dosa

Kebebasan tanpa bataspun terpuja

Bertepuk dada berdiri di atas kepala yang renta


Dimana nurani kita 

Dimana jati diri kita

Dimana budi luhur bangsa

Relakah kita?



"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.