BISA SAJA IA KEMBALI - Kumpulan Puisi

LINTANG INDONESIA - PUISI

Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail". 



Bagi yang mau pesan buku ini, silakan klik link di bawah

👇👇👇👇👇👇👇👇👇


DUKUNG:



 "BISA SAJA IA KEMBALI


mematung aku

 Membisu aku

Terpejam mata membuka rasa menembus cakrawala 

Menyusuri alam semesta

Meronta  tanpa daya

belumlah senja Kala itu 

Tumpah pilu ku adu padaMu

Berjuta nyawa kembali seolah terpaksa

Covid’19 jalannya


Bergetar bibir  mengeja nama

Pemilik rahasia di atas rahasia

Tak terasa basah pipi air mata

Sejuta Tanya tanpa kata 

tak jua meminang jawab

peringatan kutukan atau laknat

senja sudahlah bersama

ku buka mata 

debur ombak mendekati

sejengkal saja tersentuh kaki

buihnya menghampiri 

membawa bisik matahari

tenang sejenak hati

virus dibawa menyelam lautan 

berselimut rapat kegelapan


Namun bayangku masih teringat periode lalu

virus itu tanpa ragu

Menghantui hati memeluk pilu

Menebar resah menghadang peradaban

Melumat kebebasan

Bersenandung jerit rintih perih pedih

Matahari

Hadirlah esok hari 

Tak usahlah bersama

Tinggalkan saja 

Biarkan lelap dia berselimut gelap

Pastikah itu.



DI PUNDAK KITA


Memuji dalam semedi

memuja dalam doa

meminta  sang pencipta

Untuk negeri  Yang terlanda duka

Tanpa bisa menolaknya

Indonesia


Bagai badai menyapu

Bagai hujan mengguyur

Menerjang tak terhalang

Memporak poranda tatanan

Meluluh lantak  peradaban

Menyumpat  asa generasi bangsa


Keluh kesah  penuhi  qolbu

rintih tangis mengiris iris

Melinang  jiwa pasrah

Menghamba meminta wabah covid 19 sirna


Dipundak kita

Ya……. dipundak kita

Bangsa ini  dititpkan

Dipundak kita masa depan bangsa  di sandarkan

Dipundak kita bukan sekedar doa

Tetapi Upaya nyata  diri

trus karya tataning bumi

walau covid terus menghantui


Melemah berarti  kalah

Menyerah berarti  punah

Melemah dan menyerah berarti membiarkan

Generasi  hancur tanpa pijak  dan tumpuan


Kemana lagi jerit pilu tertuju

Jika kita tak membawa

Kita generasi bangsa

Bersama kita bisa

Tuang  air basuh  dahaga

Mengukir  tinta dibenak

bekal lewati masa

menjadi generasi bangsa satriya


Hadirnya wabah bukan  penghalang

 Untuk wujudkan generasi handal

kuat bermartabat

Kibarkan sang saka mengangkasa


Kita usap linang pertiwi

Kita menangkan percaturan ini

Tetap kuat jadi generasi berbudi

Dengan niat suci mengabdi

Pada bunda pertiwi


Kitalah

generasi

Sejati





SENJAMU PAGIKU


Di ujung bukit 

Tubuh kering berdiri memandang langit

tangan kiri terkibar bendera lusuh penuh makna

terikat erat di sebatang ranting kering hati

simbol tekad melekat

tergenggam tulang terbungkus kulit hitam sawo matang

lantun lantang penuh doa penuh harap

merdeka…!!

Kapak hitam tangan kanan

Tak henti babat semak nista

Tak henti sibak belukar kecongkakan 

Tak mundur lebur penguasa takabur

buka jalan raih cita

Kemakmuran jiwa raga


Kaki terus melangkah

Mendaki menyusuri menyeberangi gagah berani

Walau berdarah bernanah pantang menyerah

berkata relung jiwa

“Ini Indonesiaku 

Indonesiamu juga hai pemuda

Indonesia anak cucumu juga 

Dan begitu seterusnya, bukan Indonesia kantong tebal bersolek kekuasaan”

kini bukanlah tempo dulu

Keriputmu tak cukup memberi nafas semangat

Meski cita belumlah tercapai

Simurkan masih saja bermahkota

Dan kini bukanlah tempo lalu

Matahari tak lagi sudi menerangi 

Senjamu datang menghampiri

Duduklah di kursi goyang 

Kan ku manjakan semerbak wangi kembang

serahkan kapak benderamu

Lihatlah keperkasaanku 

Serambut ilalangpun tak akan luput dari tebasan

Kan kuambil matahari

Dari peraduan senja

Damailah hatimu wahai pejuang

Senjamu adalah pagiku

akan kuwujudkan mimpimu

kan ku tancapkan bendera 

merah putih di atas keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya

engkau tonggak tegak negeri"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.