LINTANG INDONESIA - PUISI
Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail".
DUKUNG:
"BISA SAJA IA KEMBALI
mematung aku
Membisu aku
Terpejam mata membuka rasa menembus cakrawala
Menyusuri alam semesta
Meronta tanpa daya
belumlah senja Kala itu
Tumpah pilu ku adu padaMu
Berjuta nyawa kembali seolah terpaksa
Covid’19 jalannya
Bergetar bibir mengeja nama
Pemilik rahasia di atas rahasia
Tak terasa basah pipi air mata
Sejuta Tanya tanpa kata
tak jua meminang jawab
peringatan kutukan atau laknat
senja sudahlah bersama
ku buka mata
debur ombak mendekati
sejengkal saja tersentuh kaki
buihnya menghampiri
membawa bisik matahari
tenang sejenak hati
virus dibawa menyelam lautan
berselimut rapat kegelapan
Namun bayangku masih teringat periode lalu
virus itu tanpa ragu
Menghantui hati memeluk pilu
Menebar resah menghadang peradaban
Melumat kebebasan
Bersenandung jerit rintih perih pedih
Matahari
Hadirlah esok hari
Tak usahlah bersama
Tinggalkan saja
Biarkan lelap dia berselimut gelap
Pastikah itu.
DI PUNDAK KITA
Memuji dalam semedi
memuja dalam doa
meminta sang pencipta
Untuk negeri Yang terlanda duka
Tanpa bisa menolaknya
Indonesia
Bagai badai menyapu
Bagai hujan mengguyur
Menerjang tak terhalang
Memporak poranda tatanan
Meluluh lantak peradaban
Menyumpat asa generasi bangsa
Keluh kesah penuhi qolbu
rintih tangis mengiris iris
Melinang jiwa pasrah
Menghamba meminta wabah covid 19 sirna
Dipundak kita
Ya……. dipundak kita
Bangsa ini dititpkan
Dipundak kita masa depan bangsa di sandarkan
Dipundak kita bukan sekedar doa
Tetapi Upaya nyata diri
trus karya tataning bumi
walau covid terus menghantui
Melemah berarti kalah
Menyerah berarti punah
Melemah dan menyerah berarti membiarkan
Generasi hancur tanpa pijak dan tumpuan
Kemana lagi jerit pilu tertuju
Jika kita tak membawa
Kita generasi bangsa
Bersama kita bisa
Tuang air basuh dahaga
Mengukir tinta dibenak
bekal lewati masa
menjadi generasi bangsa satriya
Hadirnya wabah bukan penghalang
Untuk wujudkan generasi handal
kuat bermartabat
Kibarkan sang saka mengangkasa
Kita usap linang pertiwi
Kita menangkan percaturan ini
Tetap kuat jadi generasi berbudi
Dengan niat suci mengabdi
Pada bunda pertiwi
Kitalah
generasi
Sejati
SENJAMU PAGIKU
Di ujung bukit
Tubuh kering berdiri memandang langit
tangan kiri terkibar bendera lusuh penuh makna
terikat erat di sebatang ranting kering hati
simbol tekad melekat
tergenggam tulang terbungkus kulit hitam sawo matang
lantun lantang penuh doa penuh harap
merdeka…!!
Kapak hitam tangan kanan
Tak henti babat semak nista
Tak henti sibak belukar kecongkakan
Tak mundur lebur penguasa takabur
buka jalan raih cita
Kemakmuran jiwa raga
Kaki terus melangkah
Mendaki menyusuri menyeberangi gagah berani
Walau berdarah bernanah pantang menyerah
berkata relung jiwa
“Ini Indonesiaku
Indonesiamu juga hai pemuda
Indonesia anak cucumu juga
Dan begitu seterusnya, bukan Indonesia kantong tebal bersolek kekuasaan”
kini bukanlah tempo dulu
Keriputmu tak cukup memberi nafas semangat
Meski cita belumlah tercapai
Simurkan masih saja bermahkota
Dan kini bukanlah tempo lalu
Matahari tak lagi sudi menerangi
Senjamu datang menghampiri
Duduklah di kursi goyang
Kan ku manjakan semerbak wangi kembang
serahkan kapak benderamu
Lihatlah keperkasaanku
Serambut ilalangpun tak akan luput dari tebasan
Kan kuambil matahari
Dari peraduan senja
Damailah hatimu wahai pejuang
Senjamu adalah pagiku
akan kuwujudkan mimpimu
kan ku tancapkan bendera
merah putih di atas keadilan sosial bagi seluruh rakyatnya
engkau tonggak tegak negeri"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.