LINTANG INDONESIA - PUISI
Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Twilight of happiness".
Bagi yang mau pesan buku ini, silakan klik link di bawah
DUKUNG:
"Puisi 1:
AYAH PAHLAWANKU IBU MALAIKATKU
( Welika Siboro)
Aku dikandung di rahim
Aku dilahirkan kedunia
Aku dibesarkan didunia
Oleh ibu
Malaikat hidupku
Aku diberi pangan
Aku diberi sandang
Aku diberi papan
Oleh ayah
Pahlawan hidupku
Aku diberi kasih sayang sepanjang jalan
Aku diberi cinta luar biasa
Aku dirawat dan dibesarkan
Aku dididik dan disekolahkan
Oleh orang tuaku
Ayah dan ibu tercinta
Yang istimewa di hidupku
Meski banyak orang didunia
Ayah dan ibulah yang istimewa didunia
Tidak ada yang dapat dicari didunia
Seperti ayah dan ibu
Tidak dapat tergantikan oleh siapa-siapa
Di saat aku sendiri
Aku merenung
Mengingat jasa ayah dan ibu
Jasa yang luar biasa tak terbalaskan
Yang berjuang menghidupi anaknya
Yang berjuang mencari makanan anaknya
Bekerja dari pagi sampai malam
Tidak mengenal lelah dan rintangan
Marah ayah dan ibu
Mengajarkanku bersabar
Nasehat ayah dan ibu
Mengajarkanku anak yang baik
Ajaran ayah dan ibu
Membuatku sosok yang berguna
Itu semua berguna demi masa depanku
Di saat aku marah dan kecewa
Ayah dan ibu tidak marah dan kecewa
Melainkan senyum dengan manis
Di saat aku sakit
Ayah dan ibu mengobati dan merawatku
Di saat aku sedih dan takut
Ayah dan ibu menghiburku
Di saat aku senang
Ayah dan ibu menasehatiku tetap
Rendah hati
Ayah dan ibu
Tidak pernah mengharapkan imbalan
Kasih dan cinta ayah dan ibu
Sepanjang jalan yang tak terhitung
Tanpa ayah dan ibu
Hidupku terasa hampa
Tidak lengkap
Tidak ada menasehatiku
Tidak ada yang membuat aku ketawa
Dengan hati tulusku
Terimakasih ayah
Terimakasih ibu
Atas jasa dan pengorbanan ayah dan ibu
Atas cinta dan kasih sayang ayah dan ibu
Atas ajaran dan nasehat ayah dan ibu
Ayah
Ibu
Maafkan aku yang tidak bisa membalas jasamu
Hanya doa yang dapat membalas jasa ayah dan ibu
Doakan aku anakmu
Agar kelak nanti
Menjadi sosok yang patuh pada ayah dan ibu
Menjadi sosok yang hebat
Menjadi sosok yang berguna dan bermoral
Dan membanggakan ayah dan ibu
Terimakasih ayah
Terimakasih ibu
I love you ayah
I love you ibu
Puisi 2:
NAFAS TERAKHIR GUNUNG SEMERU
( Welika Siboro)
Engkau memiliki puncak
Engkau alam yang indah
Engkau pegunungan yang indah
Gunung berapi
Gunung Semeru
Banyak orang-orang
Yang penasaran dengan alammu
Banyak orang-orang
Yang menaiki puncakmu
Tanpa menyerah menaiki kepalamu
Banyak orang-orang
Mengunjungi dirimu
Bersilahturahmi dengan dirimu
Itu semua karena
Keindahan dirimu
Hari berganti hari
Minggu berganti minggu
Bulan berganti bulan
Tahun berganti tahun
Usiamu bertambah-tambah
Dirimu dari muda
Berubah jadi tua
Di hari tuamu
Engkau menghembuskan
Nafas terakhirmu
Nafas garis finishmu
Berupa letusan yang dahsyat
Seakan bumi terbelah dua
Engkau pergi dengan tiba-tiba
Engkau pergi dengan tidak ada kabar
Seakan manusia itu lupa
Seakan manusia itu bodoh
Seakan manusia itu tidak ada
Terhadap dirimu
Hidup terakhirmu
Hidup yang sangat menakutkan
Hidup yang sangat seram
Yang membuat orang-orang
Yang membuat penghuni kakimu
Yang membuat pecinta dirimu
Menjauh dari dirimu
Waspada dengan dirimu
Engkau mengeluarkan
Larva yang panas
Seperti api di neraka
Awan panas
Seakan manusia berada di planet Merkurius
Batu-batu besar
Seakan meteor yang jatuh dari angkasa
Debu yang banyak
Seakan musim salju di Indonesia
Itu semua
Membuat orang-orang
Semakin menjauh dari dirimu
Suara tangis
Meronta-ronta di mana-mana
Suara minta tolong
Terdengar di mana-mana
Berhamburan tak tentu arah
Engkau telah melanda
Dunia ibu pertiwi
Membuat duka yang luar biasa
Mengundang air mata
Seakan roda kehidupan
Berhenti di titik ini
Apakah manusia harus marah?
Apakah manusia harus kecewa?
Apakah manusia harus menangis?
Tidak
Manusia bersyukur kepada Tuhan
Masih tetap dilindungi
Masih tetap diberi kesehatan
Semua bencana itu
Hanya peringatan bagi manusia
Untuk bersahabat dengan alam
Bila alam murka
Tuhan jadi murka
Murka alam adalah murka Tuhan
Puisi 3:
PANTANG MENYERAH COBA LAGI
( Welika Siboro)
Disudut kesepian ini
Aku merenung seorang diri
Mencoba memahami arti
Mimpi
Mimpi indah
Yang belum terwujud pasti
Hari ini
Aku tidak berharap untuk bangun
Aku ingin terus bermimpi
Bermimpi indah yang tidak akan kuakhiri
Namun aku sadar
Pikiranku telah berhenti
Diambang angin
Yang membuat diriku tuk sabar
Yang membuat diriku tuk berlari
Mengejar mimpi yang indah
Ternyata
Menjalani hidup memang sulit
Memang perih rasanya
Seperti perihnya putus cinta
Memang sakit rasanya
Hanya meraih mimpi yang indah
Tapi
Aku mencoba tuk bangkit
Aku mencoba tuk berdiri
Meninggalkan rasa sakit dan perih
Yakin pada diri sendiri
Berpikir dengan hati
Dijilat dahulu bibir
Baru bicara
Berusaha tiada hentinya
Pantang menyerah
Selalu mencoba lagi
Bila menyerah
Berusaha memperbaiki
Segala kegagalan
Semangat dalam melawan
Tuk mendapatkan jati diri
Dan sosok yang hebat
Satu hal lagi
Berdoalah
Allah akan selalu melindungi
Allah akan selalu membantu
Tiap langkah kita
Meraih mimpi kita
Mewujudkan mimpi kita
Mimpi yang indah
Nama: Welika Siboro
Anak ke: 4 ( empat) dari 6 bersaudara
Asal: Samosir, provinsi Sumatera Utara
Alamat: jl.sagala galungan,nomor 100, dusun 1,desa Ginolat, kecamatan Sianjur Mula-Mula, kabupaten Samosir, provinsi Sumatera Utara
Status: mahasiswi
Nama ayah: Kasrol Siboro
Nama ibu: Hotmita Sagala
Pekerjaan orang tua: petani"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.