LINTANG INDONESIA - PUISI
Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail".
DUKUNG:
"Arunika dan Senja
Hari ini, tepat di kala arunika, bersama cahaya yang mulai terpancar
Aku melihatnya dengan rasa yang tak biasa
Setiap langkah yang tertangkap mata adalah kebaikan
Setiap senyum yang terlukis menciptakan ketenangan
Aku mengaguminya
Selepas kita menghabiskan senja bersama, memahami berbagai keajaiban yang dihadirkan dunia
Melihat berbagai warna kulit, budaya, dan bahasa mampu tertawa bersama
Melihat begitu banyak perbedaan yang saling menyatukan
Aku masih mengaguminya
Bahkan saat jilbabku dan kalung salibnya membuat jejak perbedaan semakin nyata
Saat sujudku dan sembahnya terlalu berkuasa atas renjana
Saat cinta yang terjalin harus mengalah karena iman yang tak sama
Dan aku tak berhenti mengaguminya
Saat tahu bahwa semesta tidak pernah memisahkan kita dengan jarak
Namun, aku masih berharap di arunika dan senja selanjutnya
Dia kembali dengan iman yang tak lagi berbeda
Kamu yang Tak Tergapai
Hujan malam ini membawa kabar tentangnya
Perasaan yang kacau mengundang berbagai prasangka
Seolah menegaskan bahwa kerinduan kali ini berbeda
Raganya di sana apakah tengah baik-baik saja?
Saat kucoba membuat jarak kita mendekat
Kamu membuatnya semakin jauh
Saat kucoba meraih ragamu lagi
Jiwamu memilih meninggalkannya pergi
Tanpa ada satupun isyarat yang terbaca
Tiba-tiba kamu menghilang dari cerita
Membawa seluruh warna di dalamnya
Hingga membuatnya kelam tak lagi bermakna
Rasa rindu yang dulu sering berdialog
Kini terasa sesak karena hanya sepihak
Percakapan hangat yang dulu menghiasi hari
Kini hanya menyisakan sunyi yang seperti mati
Setiap detik yang terlewati memang takkan mampu menghapus rasa
Namun jiwa juga tak setegar itu untuk menerima
Meski sekuat apapun aku menolak kenyataan
Tapi ikhlas adalah satu-satunya pilihan
Untukmu yang tak tergapai raga, tak tersentuh jiwa
Semoga doa dan ikhlasku telah tiba di sana
Mengiringi setiap langkahmu menuju baka
Hingga semesta pun tahu bahwa cinta akan selalu ada
Kali Kedua
Tentang kita seketika segalanya berbeda
Tak ada sapa apalagi rasa
Tak ada kata apalagi percaya
Hanya menyisakan haluan yang tak senada
Perihal kausa yang mengusik logika
Sekali saja mungkin tak mengapa
Saat rasa mulai terperdaya
Oleh usikan kecil yang singgah menerpa
Merayu jiwa hingga terpesona
Namun, saat kesempatan tak lagi kau jaga
Saat kepercayaan lagi-lagi didusta
Apakah segalanya masih mungkin serupa?
Apakah ada jiwa yang setegar itu menerima?
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.