Arunika dan Senja - Kumpulan Puisi

LINTANG INDONESIA - PUISI

Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail". 



Bagi yang mau pesan buku ini, silakan klik link di bawah

👇👇👇👇👇👇👇👇👇


DUKUNG:



 "Arunika dan Senja


Hari ini, tepat di kala arunika, bersama cahaya yang mulai terpancar

Aku melihatnya dengan rasa yang tak biasa

Setiap langkah yang tertangkap mata adalah kebaikan

Setiap senyum yang terlukis menciptakan ketenangan


Aku mengaguminya

Selepas kita menghabiskan senja bersama, memahami berbagai keajaiban yang dihadirkan dunia

Melihat berbagai warna kulit, budaya, dan bahasa mampu tertawa bersama 

Melihat begitu banyak perbedaan yang saling menyatukan


Aku masih mengaguminya

Bahkan saat jilbabku dan kalung salibnya membuat jejak perbedaan semakin nyata

Saat sujudku dan sembahnya terlalu berkuasa atas renjana

Saat cinta yang terjalin harus mengalah karena iman yang tak sama


Dan aku tak berhenti mengaguminya

Saat tahu bahwa semesta tidak pernah memisahkan kita dengan jarak

Namun, aku masih berharap di arunika dan senja selanjutnya

Dia kembali dengan iman yang tak lagi berbeda




Kamu yang Tak Tergapai


Hujan malam ini membawa kabar tentangnya

Perasaan yang kacau mengundang berbagai prasangka

Seolah menegaskan bahwa kerinduan kali ini berbeda

Raganya di sana apakah tengah baik-baik saja?


Saat kucoba membuat jarak kita mendekat

Kamu membuatnya semakin jauh

Saat kucoba meraih ragamu lagi

Jiwamu memilih meninggalkannya pergi


Tanpa ada satupun isyarat yang terbaca

Tiba-tiba kamu menghilang dari cerita

Membawa seluruh warna di dalamnya

Hingga membuatnya kelam tak lagi bermakna


Rasa rindu yang dulu sering berdialog

Kini terasa sesak karena hanya sepihak

Percakapan hangat yang dulu menghiasi hari

Kini hanya menyisakan sunyi yang seperti mati


Setiap detik yang terlewati memang takkan mampu menghapus rasa

Namun jiwa juga tak setegar itu untuk menerima

Meski sekuat apapun aku menolak kenyataan

Tapi ikhlas adalah satu-satunya pilihan


Untukmu yang tak tergapai raga, tak tersentuh jiwa

Semoga doa dan ikhlasku telah tiba di sana

Mengiringi setiap langkahmu menuju baka

Hingga semesta pun tahu bahwa cinta akan selalu ada




Kali Kedua


Tentang kita seketika segalanya berbeda

Tak ada sapa apalagi rasa

Tak ada kata apalagi percaya

Hanya menyisakan haluan yang tak senada

Perihal kausa yang mengusik logika


Sekali saja mungkin tak mengapa

Saat rasa mulai terperdaya

Oleh usikan kecil yang singgah menerpa

Merayu jiwa hingga terpesona


Namun, saat kesempatan tak lagi kau jaga

Saat kepercayaan lagi-lagi didusta

Apakah segalanya masih mungkin serupa?

Apakah ada jiwa yang setegar itu menerima?


"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.