LINTANG INDONESIA - PUISI
Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail".
DUKUNG:
"*AKANKAH DIA BERBALAS CINTA*
Pandangan pertama membuat hatiku ...
Merasakan apa itu cinta
Seruan di jantungku tak pernah berhenti bergejolak
Melihatnya dari kejauhan sana saja
Membuat ketar ketir nadiku
Bagaimana tidak...
Yang kuidamankan ada di separuh nafasnya
Setiap ia singgah di pandanganku
Hiasan senyuman tersipu malu itu
Terukir indah di bibirku
Rasanya ingin memiliki
Walau hanya sekadar mimpi dalam tidur
Pesona akhlaknya...
Kini membuatku lemah
Mataku seakan tak pernah berkedip
Melihat ia yang begitu istimewa untukku
Dan terpikir di pikiranku
Apakah aku benar-benar jatuh cinta padanya
Tapi akankah dia berbalas cinta padaku juga
Ia yang begitu sempurna
Pantaskah diriku..?
Ahhh....
Tak perlu kupikirkan lagi
Biarlah sang pencipta yang memutuskan
Antara aku dan dia
*RAJUTAN MIMPI DI KOLONG JEMBATAN*
Mimpi bukan sekadar mimpi
Bukan juga seperti tidur dan bermimpi
Mimpi ialah keberanian
Berani untuk mewujudkannya
Lihatlah diriku...
Aku hanya anak jalanan
Tapi berani punya mimpi
Meski tak berasal dari keluarga mampu
Tak berasal dari keluarga berpendidikan
Tapi tekadku mengejar mimpi
Tak pernah pupus
Hidupku di kolong jembatan
Penuh dengan kebodohan
Mudah di tipu orang
Karena mereka tahu
Aku tak bisa membaca dan menulis
Aku punya mimpi
Mimpi bisa membaca dan menulis
Bisa di didik oleh guru
Bisa punya teman sebaya
Sama seperti anak sekolah pada umumnya
Tapi itu hanyalah ilusi
Berharap akan ada orang yang datang
Mengajarkanku cara membaca dan menulis
Itu mustahil..!
Namun di kejauhan sana
Ia datang sebagai relawan
Menebar pelita dalam kebodohanku
Ia adalah guruku di kolong jembatan
Tempatku merajut asa,merajut mimpi
Melalui lentera buku-buku nan indah itu
Dibawah jalan beraspal kolong jembatan
*KAKEK DENGAN BECAK*
Saat terik matahari menusuk sanubari
Sedang waktu itu aku berdiri tegak
Mengahadap jalan jalan beraspal
Mencari becak yang tak kunjung datang
Ketika kupalingkan wajahku
Terlihat dari kejauhan sana
Hanya becak milik kakek itu
Badannya yang seperti lidi
Tampak tak mampu mengayuh becak
Segenap rasa iba dan pasrahku
Aku memanggil kakek itu
Dan menaiki becaknya Menyandarkan kedua bahuku di becak itu
Sambil berpegangan agar tak jatuh
Ke tanah berdebu
Tapi yang kupikirkan tak sama yang terjadi
Kakek membuatku kagum
Akan kekuatan yang dimilikinya
Mampu membawa beban dengan umurnya itu
Mengayuh becak dengan penuh semangat rupiah
Kaki yang tak kuat lagi
Bersua mengayuh becak dengan segala kekuatan
Kini aku benar-benar menyesal
Memandang kakek itu tak penuh arti
Hingga akhirnya mukjizat tuhan lebih berarti
Kakek dengan becak menjadi satu kekuatan
Nyatanya misteri kekuatan ada dibalik kakek itu"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.