LINTANG INDONESIA - PUISI
Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail".
DUKUNG:
" ""MENTAL""
Bom? Meledak
Mental yang lemah dipatahkan dengan alasan yang tidaklah masuk akal, langit menangis, hujan hari itu, air mata yang hari ini masih ingin di peluk.
Baik?
Sangat, diperlakukan selayaknya ratu belum tentu doa yang sama, kau bilang perbanyak doa, namun apa yang di syukuri hari ini? Biarlah langit yang memutuskan.
Diujung kata-kata ini, lengkap sudah sepi, berdiri sendiri padahal kau pernah berkata tujuan adanya saya untuk selalu dengar ceritamu, namun bom itu meledak sebelum sakit itu ada.
Kau rebut novemberku, deritanya makin terasa, bingung menentukan arah dan tujuan mau kemana? Tak kunjung kutemukan tempat itu
Obat sekaligus luka? Hahahaha Cuma candaan semata
Mencintai dan dicintai tapi tidak saling memahami, salah tetaplah salah, belajar mengerti namun semua hanya semu yang dirasakan.
Dari dia, saya belajar puisi yang manis dimata penyair belum tentu banyak peminatnya, yang selalu menuruti kemauan kita belum tentu ia selalu ada, yang selalu pamit kemana saja pergi belum tentu dijadikan prioritas.
Mabukmu sangatlah manis, cantik ucapanmu membuatku jatuh dan jatuh lagi.
Kecilnya mainnya petasaan, ketika besar dijadikan korban pelampisaan, perginya main hujan sama orang lain kembali mengeluh sakit, hahaha dunia BULSHIT. Biar langit kejar masa depan karena jika langit mengejarmu langit tidak enak dipandang.
Jika sudah selesai bermain di luar, pulanglah pintu rumah masih terbuka.
""William""
Cerewet, dia berbeda hehehhe
Bukan william kalau tak menyapa, semburat kuning wajahmu, meninggalkan duka, membawa bahagia. Karena mencintaimu pilihanku.
Bingung, keputusan menurutmu hanyalah setitik hujan kecil yang menghitamkan langit. Jatuh perlahan, karena mencintaimu adalah keputusanku.
Untukmu, William
Cantik adalah aku, katanya sudah bahagia tapi mungkin itu hanya kata lalu saja Katanya puisi itu cinta tapi kau hempaskan dengan ukiran pasir yang terbawa ombak. Karena mencintaimu adalah rindu yang kubicarakan dengan tuhan.
""Apa kabar""
Agustus, orang baik bagaimana novembermu? Bagaimana ceritamu? Sudahkah selesai? Agustus adalah cerita yang singkat dan November adalah pemisah jalan ketetapan.
Agustus, langit begitu tinggi
Kau hancurkan novemberku dengan rindu yang begitu dasar, masih banyak yang inginku tulis dan genggam tanganmu, namun bosan telah mendahuluiku.
Agustus, ada yang inginku cari namun, tak kutemukan masihkah ada rasa? Pertanyaan yangs selalu ada dalam benakku. Kapan? Kapan? Kapan? Kalau tidak dengamu, maka tidak dengan siapapun.
Agustus, tokoh faforitku masih sama
Jalan, motor, makan, taman, rumah itu masih sama, dipaksa untuk iklas tapi masih ingin kamu kembali."
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.