LINTANG INDONESIA - PUISI
Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail".
DUKUNG:
"Dari arunika sampai swastamita
Temaram ini,
Riuh rendah renjana
Nirmala tubuh lelah
Rubuh pada dekapan
Tatkala arunika datang menyapa
Kita telah usai perang
Hingga swastamita datang dengan cemburu.
Tetap cantik tubuhku dari molek langit petang.
Laksana bianglala yang Sepoi terhempas angin
Aku padamu, kau pada tidur panjang malam ini
Kita telah telanjang di candramawa
Wasana kita tak karuan
Lentik tubuh-tubuh mulus nan putih
Eunoia
Kita terbang ke langit gemintang
Lusuh dengan desahan keringat
Nayanika ku membuatmu luluh
Tetap lelah pada pangku
Kita selesaikan malam erotis ini
Akh sayang
Sebentar saja
Aku ingin menatap indahnya mangata
Sembari menikmati dersik
Lekas tak panas oleh cinta
Waktu mengawini puisi telah habis
Dari arunika hingga swastamita
Sidoarjo, 23 November 2021
SAKRAMEN RINDU
(Perempuan-perempuan terkucil)
Kemarin , kita telanjang berselimut sepotong kafan
setelah engkau menjamah tubuhku erat
Menahan perih sebak di rongga dada
Engkau nodai sakramen rinduku yang kukuh
Engkau sulam lemahku dengan pucuk-pucuk asmara
Sedang aku terbengkalai tanpa busana
Yang kau tatap penuh pesona
Kau tanggalkan tubuhku benar-benar kosong tanpa tertutup
Inikah temu yang kita rindukan dahulu?
Menindih tubuh legit tergigit
Masih menggeliat seperti cacing kepanasan
Menahan nafas tersengal penggal
Kelamin-kelamin kita berduka
Ampas-ampas rasa tidak mampu kita daur ulang seperti sampah!
Inikah hina yang seranjang semalam?
Engkau remas lemas payudara!
Engkau jamah bibir merah jambu
Sampai puncak klimaks rindu kita menjadi tabu
Engkau memeluk tubuhku dengan aroma kamboja kuburan
Bahkan tak kau sadari perihku seperti lelehan lilin di atas batu nisan moyangku
lalu engkau beri tujuh kembang menutup busuk kita?!
Dan
Setelah kita pincang malam itu..
Kau masih menghujam kata cinta yang bahkan tak pantas engkau ucapkan lagi!
Setelah kita bersanding setubuh
Erat tanpa lepas sebaju ikat!
Selepas halu engkau tinggalkan aku merana menghamili buah dari dosa kita bersama..
Adilkah itu?
Sementara tanah tempatku berpijak mengasingkan aku seorang diri
Tatapan sebelah mata mengecam aku tak pandai menjaga rohani
Bagaimana dengan engkau?
Yang santai mengisap sebatang rokok di tempat liarmu!
Aku tak cukup kuat!
Hidup dari setengah kematian memikul cinta dari birahi kita!
Sakramen rindu kita tidak lagi suci!
Seketika dunia menghujatku seorang diri dan sepihak dosa!
Tanpa peduli engkau adalah biang keladi dari titisan dosa kita!
Aku takut..
Aku gelisah
Harus ku-apakan tubuh nanah ini
Setelah engkau renggut di nestapa ranjang kotormu..
Suaraku tak lantang
Namun aku perempuan
Mulutku bisa menjadi api
Tanganku bisa menjadi baja
Jangan menghina insan diriku
Sebab engkau tak pernah benar-benar paham dukaku!
Sidoarjo, 23 NOVEMBER 2021
DESEMBER TANPAMU
Disenja temaran kala sun set merona kemuning.
Tatap mataku seakan sayu menatap pergi sang mentari
Dan kujemput hatimu
Bersama senandung kisah.
Pahitnya cinta laksana empedu
Aku ganti dengan secerca cintaku.
Indah laksana Zamrud Khatulistiwa.
Dibalik ranum buah Desember
Aku kembali merajut temu bersamamu sekedar melepas pisahkan renjana hati.
Adakah engkau tahu?
Degup dari lemari hati mengunci rapat setiap dekap pada lelap kita
Dirindang dedaunan November
mentari perlahan beranjak pergi lalu bercumbu dengan bukit.
Hamparan lembah melambai pada pucuk embun.
Sementara kicau unggas patah di bibir pepohonan.
derap langkah pasti
gemawan awan berarak menyingkap tabir langit.
Sejenak aku melepas pandang
sejauh mata memandang.
Semuanya hanya sebuah fatamorgana
semata,
lantaran rinduku kian mengkristal ketika temu belum tercipta.
Akh jahatnya jarak.
Sidoarjo, 23 November 2021"
1 σχόλια:
Write σχόλιαSukses yah dik😊😊
ReplyNice Poem!!🔥
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.