Dan, Bersiap

LINTANG INDONESIA - PUISI

Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail". 



Bagi yang mau pesan buku ini, silakan klik link di bawah

👇👇👇👇👇👇👇👇👇


DUKUNG:




 "Dan, Bersiap


Bahak tawa kupaksa berhenti

Aku takut layu bunga mengalahkan musim semi

Entah aku yang hilang atau kau yang pergi

Gandeng ini tetap tak rekat

Dan berselimut bumi

Takut terbiasa bahagia

Sampai lupa pintu-pintu itu memaksamu keluar

Dan, aku sendiri

Temanku si kenang

Yang suka menepis rindu

Namun tetap tak mengembalikanmu

Aku si pilu

Berat hati dan tak akan mampu

Membaur hati tanpa batang hidungmu

Tapi semesta tetap memaksa

Bertahan hidup dan membaru

Yang jelas sukar menemui mata seperti dulu

Yang selalu kutemukan diriku dalam lingkarnya

Dan syarafnya selalu mengalir namaku

Dan, aku bersiap

Tangguh, berani dan mengalahkan cemas

Tanpamu manusia bertulang namun tak berdaging

Dan, aku bersiap

Aku akan mampu


KAU AMBIL ALIH


Tanpa kau tau,

Aku pernah di sampingmu beberapa jari

Diam dengan beberapa cucuran keringat dari bahasa yang tak sempat kuucap

Dengan nafas yang kupaksa berhembus agak lebih lambat dari biasanya

Hanya untuk menutupi betapa kencang jantungku memompa aliran darah saat itu

Dingin? Tentu saja

Aku adalah batu karang besar yang kokoh di tengah lautan

Tajam, menantang, menawan dan aku tetap terjaga dari riuhnya ombak yang bertabrakan

Kau semestinya tau perihal itu

Yang tidak kau tau adalah hancurnya karangku

Iya, aku menjadi remukan yang lantas tertindas kapal yang berseberangan

Aku kehilangan diriku sendiri

Kamu telah benar-benar mengambil alih

Aku juga cahaya di angkasa

Indah, terbias dan sukar dikuasai

Tak lagi menjadi sebuah tawa atau sekedar tanya

Kenyataan telah benar-benar gamblang untuk dipahami

Namun seketika aku meredup untuk menjadi biasanya

Cahayaku benar-benar telah direnggut dan tak kembali

Aku kehilangan diriku sendiri

Kamu telah benar-benar mengambil alih

Aku hanya sedang mengumpulkan diriku

Remukan juga beberapa sirat cahaya yang belum juga kembali

Akan kupaksa berhenti dan jangan lagi mengambil alih

Aku hanya takut untuk luka atau terpaksa melupa pada akhir nanti



KU AKHIRI


Bukankah semalam aku masih melihat ribuan bintang berjejeran menemani usai makan malamku?

Kalian masih saja begitu benderang, pula penerang

Semalam pula aku melihat purnama sebegitu jelasnya,

Seperti aku pernah melihatnya di bulan lalu

Saat aku melihat sinar kejora menyerupai matamu

Di pojok timur langit kala malam minggu

Sudahlah,

Kenapa suka sekali aku bercerita yang telah lalu

Ini hanya akan menggangu proses tidurmu

Sekarang keadaan tak perlu sedikitpun engkau ratapi

Atau sedikit saja kamu biarkan menaungi pikiranmu sendiri

Kamu hanya perlu tak melupa

Kamu pergi bukan untuk menghianati

Atau pula menyakiti

Kamu hanya sedang melangkah pasti

Meninggalkan segala tali yang mengikat mimpi

Kuharap dunia bisa mengerti

Atas langkah yang sengaja ku akhiri

Terhadapmu yang pernah mengisi 

Pula bersemayam dalam lingkup hati

Terimakasih untuk hati yang begitu menguasai


"


Previous
Next Post »

1 σχόλια:

Write σχόλια

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.