LINTANG INDONESIA - PUISI
Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail".
DUKUNG:
"Dan, Bersiap
Bahak tawa kupaksa berhenti
Aku takut layu bunga mengalahkan musim semi
Entah aku yang hilang atau kau yang pergi
Gandeng ini tetap tak rekat
Dan berselimut bumi
Takut terbiasa bahagia
Sampai lupa pintu-pintu itu memaksamu keluar
Dan, aku sendiri
Temanku si kenang
Yang suka menepis rindu
Namun tetap tak mengembalikanmu
Aku si pilu
Berat hati dan tak akan mampu
Membaur hati tanpa batang hidungmu
Tapi semesta tetap memaksa
Bertahan hidup dan membaru
Yang jelas sukar menemui mata seperti dulu
Yang selalu kutemukan diriku dalam lingkarnya
Dan syarafnya selalu mengalir namaku
Dan, aku bersiap
Tangguh, berani dan mengalahkan cemas
Tanpamu manusia bertulang namun tak berdaging
Dan, aku bersiap
Aku akan mampu
KAU AMBIL ALIH
Tanpa kau tau,
Aku pernah di sampingmu beberapa jari
Diam dengan beberapa cucuran keringat dari bahasa yang tak sempat kuucap
Dengan nafas yang kupaksa berhembus agak lebih lambat dari biasanya
Hanya untuk menutupi betapa kencang jantungku memompa aliran darah saat itu
Dingin? Tentu saja
Aku adalah batu karang besar yang kokoh di tengah lautan
Tajam, menantang, menawan dan aku tetap terjaga dari riuhnya ombak yang bertabrakan
Kau semestinya tau perihal itu
Yang tidak kau tau adalah hancurnya karangku
Iya, aku menjadi remukan yang lantas tertindas kapal yang berseberangan
Aku kehilangan diriku sendiri
Kamu telah benar-benar mengambil alih
Aku juga cahaya di angkasa
Indah, terbias dan sukar dikuasai
Tak lagi menjadi sebuah tawa atau sekedar tanya
Kenyataan telah benar-benar gamblang untuk dipahami
Namun seketika aku meredup untuk menjadi biasanya
Cahayaku benar-benar telah direnggut dan tak kembali
Aku kehilangan diriku sendiri
Kamu telah benar-benar mengambil alih
Aku hanya sedang mengumpulkan diriku
Remukan juga beberapa sirat cahaya yang belum juga kembali
Akan kupaksa berhenti dan jangan lagi mengambil alih
Aku hanya takut untuk luka atau terpaksa melupa pada akhir nanti
KU AKHIRI
Bukankah semalam aku masih melihat ribuan bintang berjejeran menemani usai makan malamku?
Kalian masih saja begitu benderang, pula penerang
Semalam pula aku melihat purnama sebegitu jelasnya,
Seperti aku pernah melihatnya di bulan lalu
Saat aku melihat sinar kejora menyerupai matamu
Di pojok timur langit kala malam minggu
Sudahlah,
Kenapa suka sekali aku bercerita yang telah lalu
Ini hanya akan menggangu proses tidurmu
Sekarang keadaan tak perlu sedikitpun engkau ratapi
Atau sedikit saja kamu biarkan menaungi pikiranmu sendiri
Kamu hanya perlu tak melupa
Kamu pergi bukan untuk menghianati
Atau pula menyakiti
Kamu hanya sedang melangkah pasti
Meninggalkan segala tali yang mengikat mimpi
Kuharap dunia bisa mengerti
Atas langkah yang sengaja ku akhiri
Terhadapmu yang pernah mengisi
Pula bersemayam dalam lingkup hati
Terimakasih untuk hati yang begitu menguasai
"
1 σχόλια:
Write σχόλια🙏
ReplyEmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.