Tetesan Darah, Luka Juang sang Tanpa Nama - Kumpulan Puisi

LINTANG INDONESIA - PUISI

Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail". 



Bagi yang mau pesan buku ini, silakan klik link di bawah

👇👇👇👇👇👇👇👇👇


DUKUNG:




 "Puisi 1

*Tetesan Darah, Luka Juang sang Tanpa Nama*


Kenalkan, 

Aku Pejuang dari kampung

Berjuang tak berujung

Demi waktu, 

Agar cucu-cucuku bisa tertimang

Pada situasi yang sangat tenang,


Tak ada peluru senapan saling mendesing,

Artileri, roket, dan meriam mengeluarkan suara melengking.

Ciiuuuuuuuuuu...........hgt... Duarrrr


Hancur ratapan hati,

ku berjanji akan Tetap tegar demi Ibu pertiwi.

.

.

Bung Karno & Bung hatta bersuara

Sebagai Bukti Indonesia telah Merdeka

Para pejuang merasa lega, bahaaagia, gemmbira

Tangis, seediih, tawaaa....

Berrsandingan laksana gagahnya cengkeraman erat burung garuda.

Sambil melantangkan suara ..

 ""Merrdekaa""... ""Allahu Akbar""... ""Halleluya"".. 


.

.

Puisi 2

.

*Tangisan Luka, pejuang darah Garuda*


Tahun 2019 

Pandemi meraja lela,

Memasuki negeri,

Menyambangi ibu pertiwi,

Membawa malapetaka dan juga rejeki.



Inilah situasi  mengerikan

Menyelinap, memasuki sanubari tiap insan

Menyisakan luka menganga

Membuktikan bahwa dunia ini fana,

Sebagian manusia dipisah

Diantarkan pindahhhhhh.

Kedalam kehidupan abadi sepanjang masa.

.

Aku, 

seorang pejuang

Perajut kemerdekaan,

Pengibar bendera kebanggaan,

Bersuara lantang untuk sebuah lagu kebangsaan,

.

Tetes tangisku menetes, menderu, jatuh pada tanah kelahiranku

Teringat negeri ini telah berusia 76 tahun

Namun, Tak kunjung ada pelangi tumbuh diatas ubun

.

Terlihat mereka yang ada di singgahsana

Saling menyibukan diri

Menyiapkan kursi untuk menyenderkan diri

Pada peralihan, kepemimpinan, yang akan datang sebentar lagi.

.

Hingga lupa kami tak punya nasi,

Bahkan, 

hanya sekedar untuk mengisi lambung hari ini.

.

Teriris hati ini,

Teringat perjuangan ''kemerdekaan"",

 Nyaawa  kami jadi taruhan..

Mereka justru sibuk korupsi.

.

Makhluk tuhan seperti apa yang tega 

Berlaku rakus seperti tikus,

Licik, sembunyi, menutup alibi,

Pandai membuat dalih  seperti _cipai_

Bergerak _lecat_ seperti _sidat_

Arogan..., ..

tega menendang penegak kebenaran.

Demi melancarkan rencana yang dimurkai oleh tuhan

.

Akan tetapi merintih, berbelas asih, 

saat.. wajah mereka dipampang media

 dimana-mana dengan tulisan ""kooorruptorr"".

Ampuni saya,....

Saya khilaf,....

Saya menyesal....

Saya berjanjiii....

.

Ah basi...

.

.deru tangisku, seperti tak ada henti,

Menyaksikan garuda kehilangan kewibawaannya.

Ditelanjangi sendiri oleh penghuni singgahsana.

.

Air mataku telah kering,

Darahku meronta-ronta

Nanahku bergejolak,

Nafasku terengah-engah dalam tabung,

Nyawaku dibatas ujung.

.

Tak kuasa,..hati ini

Melihat ibu pertiwi menanggung kepedihannya sendiri

.

.

Tiiiiiiiiiiiiiiiiittttttt......

Suara mesin dengan garis panjang,

Yang terpampang disamping ranjang,

Sebagai saksi terakhir --- bahwa nyawaku telah berpulan.

.

Dann...ingat!!!!!!

Untuk darah garuda aku pernah ikut berjuang..

.

..

.

Cepat sembuh Indonesia-ku

Cepat pulih ibu pertiwiku

Anak-cucumu sedang belajar untuk merajut kembali perjuangan yang penuh ketaqwaan..


.........

.

Puisi 3

*Aku Algojo PKI - (1965)*


Dalam kesunyian pasca senja

Suara gending menggema 

Diiringi bahana kalimat tayyibah 

Dari para jangkring, pungguk, dan bangkong serasah

.

Ketentraman dan ketenangan, 

merasuk lembut ke dalam hati 

Manusia lugu nan suci, 

tak terkontaminasi akan ketamakan dan keserakahan,

Pangkat, jabatan, dan cuan-cuan 

.

Suasana tenang membawaku, pada dekapan lembut sang Ilahi,

Tak terasa Air mataku menetes jatuh, pada selembar kain yang menjadi alasku mengabdi,

.

Isak tangisku tak terhankan, 

Curhatan hatiku kuracaukan,

Teringat ada amanat yang harus kujalankan,

Dengan penuh ketabahan dan keihlasan Dari seorang ajengan

.

.

Pada Malam itu

 30 september 1965,

Ketukan pintu rumah  jelas terdengar oleh isteri tercinta,

Ku dipanggil,

Bangun dari sholat, sujud, dan munajatku.

.

Terdengar suara lirih dari bilik kamarku

""Kang, diutus yai rawuh""

.

Seketika ku kuatkan kakiku melangkah, keluar bilik istimewa,

Tak lupa tangan kiriku mengambil kelewang yang kupajang dibalik pintu sekatan,

.

Darahku memompa kencang,.

Udara serasa menyelinap  cepat kedalam paru²ku,

.

Belahan jiwaku menatapku dengan berkaca-kaca dan penuh tanda,

""Ada apa kang?*

Ku berpamit padanya, kucium kening, dan kubelai lembut rambutnya.

.

Didalam kegelapan malam,

Ku dikawal santri dengan sembunyi-sembunyi,

Menuju jurang ditepi bengawan,

.

Dari kejauhan nampak kilauan petromax menyala,

Terlihat polisi, abri, kyai, dan muspika

terbaris rapi, didepannya terdapat manusia hina penghianat negara dan agama,

Dengan tangan terikat, dan ditelanjang dada

.

Terdengar suara tegas da lantang,

*""PKI wajib mati""*

Kemudian terdengar racuan suara lain, yang menunjukan kemarahan,

*Penghianat, dasar tak tau diri, bunuh sekarang juga*

*TAKBIR* ------- *Allahuakbar*

.

Kemarahanku seolah menghilangkan belas kasihanku,

Seketika ku berjalan maju, mendekati manusia yang siap musnah,

.

Dinginnya baja kelewang, 

ku tempelkan pada kulit leher mereka,

Dengan cepat kuhempaskan sisi tajam pada urat nadi, dan kerongkongan mereka,

Satu-persatu, tumbang dan jatuh pada jurang keabadian.

.

Air jernih mengalir, berubah jadi merah

dari hulu ke hilir, sungai nan bersih kini berserakan sampah,

Bukan sembarang sampah, namun sampah bangkai manusia,

.

Inilah Peristiwa memilukan, sepanjang sejarah umat manusia,

Pembantaian ratusan, bahkan mungkin ribuan nyawa manusia, 

Tak pernah ada dalam perang dunia satu atupun dua, 

bahkan peperangan pada kurushetra,

.

Inilah Indonesia,

Negeri elok aman dicinta,

Alam Melimpah ruah bagai surga,

Namun, pernah menjadi kawah candradimuka

.

Tumpah darahku tanah yang mulya,.

Kan kubela sepanjang masa.

.

Inilah aku,

Sang pembawa kematian

Bagi manusia biadab yang berani melakukan penghianatan


~Wildan.uy"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.