LINTANG INDONESIA - PUISI
Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail".
DUKUNG:
"ANGKA-ANGKA SENDU
Satu
Sendiri
Berdiri tegak bersama kekosongan
Pandangan mata hanya tertuju pada bayangan
Yang hilang terhapus oleh kegelapan
Dua puluh lima
Mengenang hari berpisah
Rasa benci itu masih ada
Musibah akibat hidup bersama seorang durjana
Di sudut rumah yang kini tak pernah terjamah oleh manusia
Empat puluh ribu
Bagai tersayat sembilu
Ribuan malam berjalan tanpa rindu
Kakinya meniti waktu tanpa mendamba temu
HADIAH LIKU
Indah bukan
Lamunan terbangun seketika
Semu-semu hinggap di pucuk ranting kepala
Paruh burung tak henti mengetuk ubun-ubun
Sayap nya masih sama, terus mengepak
Walaupun anak tetangga masih sibuk dengan pekerjaannya
Hinggap menghinggapi
Segala anak tangga sudah jadi uji nyali
Kaki nya sempat patah
Namun, sayap nya terbang kian memesona
Paruh nya tak lagi mengetuk ubun-ubun
Patahan kaki telah menyatu menjadi mutiara
Tulang berdiri kokoh menebas gelombang dan darah
Saksi anak tangga tinggal menunggu mekar
Untuk pulang bersama pundi-pundi yang ia bawakan untuk ibunda
KEJI
Ba(mb)u menyerbu tiada henti
Di jalan maupun air-(air) di lautan
Mengikis tongkang batu bara milik pengusaha
Kepul(an) asap membidik napas manusia
Pabrik kian berjaya
Kerongkongan rakyat mati,
mereka tertawa lirih
Di mana peran negara?
Yang katanya bagaikan urat nadi
Kau sepi, bergerak tidak apalagi untuk berdetak
Janji-(janji)mu hanya pencitraan
Main blusukan, masuk gorong-gorong
Sudahlah berhenti
Itu sudah basi
Otakku tak bisa dibodohi"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.