LINTANG INDONESIA - PUISI
Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Twilight of happiness".
Bagi yang mau pesan buku ini, silakan klik link di bawah
DUKUNG:
Puisi 1
Tempat Bercerita
Bagiku, tempat ternyaman untuk bercerita adalah rembulanku
Kata demi kata yang telah keluar di bibir telah kau dengarkan dengan seksama
Meskipun kau tau, ceritaku tak pernah usai
Kini rembulanku telah tiada
Tak ada lagi tempat bercerita senyaman dirimu
Aku kehilangan pelabuhan ternyaman
Pelabuhan untuk 1001 ceritaku
Kehidupanmu telah usai
Tetapi ceritaku tak kunjung usai
Lentera dihidupku telah redup
Seolah tak ada lagi cahaya yang menerpamu
Malam telah menyambutku dengan cahaya yang minim
Puisi 2
Gubuk kegelapan
Mata ini langsung disambut oleh kegelapan
Hanya secercah cahaya rembulan masuk ke sela - sela jendela
Membuat mataku menyapu seluruh sudut ruangan
Hanya setangkai bunga mawar dan sepucuk surat
Yang telah kau tinggalkan
Bersama hembusan angin yang tenang
Aku tersadar bahwa kau telah meninggalkanku
Puisi 3
Cinta masa lalu
Di setiap lapis masa lalu
Sang fajar selalu menampakkan kebahagiaan
Pagi cerah pun menungguku
Seperti diriku yang selalu menunggu mu tersenyum
Garis bibir yang telah mengubah warna hidupku
Mata itu...
Mata yang selalu menyorotkan arti ketegasan
Yang membawa ku hanyut akan pesona mata mu
Dalam sekejap pun aku tersadar
Bahwa aku tidak bisa memilikimu
Makna cinta menggores luka
Mencipta seribu bahasa Terdiam kaku Dalam fatamorgana Cinta
terlihat tapi tidak nyata
seperti rindu yang dulunya begitu indah dan hidup
lalu pergi tanpa permisi
Apa yang kuharapkan?
Jika kecewa lah yang ku dapatkan
Terhenti sudah pengorbanan ku selama ini
Aku lelah..
Lelah dengan perjuanganku selama ini
Bayangan seyumanmu
Entah mengapa masih teramat jelas di benak ku
Terimakasih untuk 3 tahun ini
Amat sangat berkesan masa sekolah ku
Cinta dan pengorbanan ku selama ini akan selalu ku ingat
Hingga aku lupa akan cara untuk melupakanmu
Puisi 4
Fatamorgana
Siluet bayangan cahaya mu hilang di tengah kegelapan
Wangi harum parfum mu pun sirna diterpa hembusan angin pantai
Pesona senyum mu ikut serta mengambil peran
Wahai kau idaman hati
Dermaga yang dulu kau singgah kini pun bak fatamorgana
Tak bisakah kau jadikan hatiku sebagai labuhan terakhir?
Menatap seluruh jalan cintaku
Tak bisa ku cegah akan rasa gelisah
Ketika itu...
Semua harapan hanya sebuah angan - angan
Tanpa ada yang diharapkan
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.