Syair Balada Keibaan

LINTANG INDONESIA - PUISI

Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Twilight of happiness". 



Bagi yang mau pesan buku ini, silakan klik link di bawah


👇👇👇👇👇👇👇👇👇


DUKUNG:



 Syair Balada Keibaan

Karya : Nurul Kifani Putri


Menanti tak kunjung usai

Mataku berkedip bergejolak tak henti

Sesekali menggaruk ruam-ruam luka pedih tergores

Berair setetes turun ke tanah gersang bak kosong tanda kehidupan

Baru tersadar dari mimpi dia sudah pergi.


Berjalan menapaki jalan - jalan kerikil bebatuan.

Mencari sosok terkasih melalang buana tak henti

Hilang, lenyap tak kudapatkan sama sekali

Kemana berjalan?

Di sudut setapak itu ada persimpangan 

Jalan mana harus ku tempuh?


Suara - suara maut menjelma 

Pada suasana gelap tak terarah

Seekor kunang-kunang pun tak ada berani menerangi jalan setapak

Aku sendiri menatap sisa - sisa rasa kasih yang hinggap


Burung gagak menari nari di awan gelap bak kesuraman

Sambil bernyanyi balada balada keibaan

Gerak-gerik landai mencekam bak seolah damai namun mengerikan

Apakah terkasih itu juga ikut bergerombol bersama burung penguasa kehampaan?

Ada sebagian para tetua mengatakan iya. Ya Dia ada di sana.

Aku sama sekali tak kuasa

Irama balada itu terus melantunkan syair-syair keibaan menyayat relung sukma

Tak henti-henti sampai insan bergejolak menaruh perisai di jiwa.

Syair demi syair mengalir seperti sebuah hantaman air bah bergelombang menakutkan

Syair menggema irama kesepian,kehampaan, keputusasaan.

Tidak ada lagi hal-hal penenang hati

Sepertinya roh itu sudah di kutuk. 

Apa yang bisa di ambil? Semua kosong tak tersisa

Biarlah syair balada keibaan itu terbang membawa segenggam cahaya ke angkasa.

Sepertinya itu adalah penenang abadi


Ufuk jingga mulai hanyut 

Kegelapan segera menyambut

Sepiring takokak dari ranah minang

Rasa pahit mencekam di lidah

Aku masih menghabiskan buah itu sembari melihat-lihat dedaunan bergerak di hembus angin

Tanpa sadar dengungan telinga mendengar syair - syair keibaan silam 

Terulang,menyayat hati.

Kasih yang dinanti tak kunjung datang ke gubuk tua yang ditumbuhi dedaunan liar

Harus berapa lama lagi menunggu?

Sudahkah hari silam pergi.

Apakah Aku harus minta izin pada Rabb ku untuk menghentikan detik?

Bisakah itu terjadi?

Rasa menggebu membuatku berpikir mustahil.

Tak ingin lagikah engkau datang ke gubuk tuaku wahai Mahaputra?

Aku sudah menantimu ketika rasa rindu menyelinap masuk diam-diam dalam jiwaku

Berapa kali Aku mendengar syair balada keibaan

Dan disitu juga aku mengukir namamu dalam sayatan tangan tergores luka



Biodata

Nama : Nurul Kifani Putri

TTL : Padang,15 November 1999

Email : nurulbengkulu03@gmail.com

Instagram : nurulkifani

WA : 081370049263

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.