Padamu yang pernah singgah

LINTANG INDONESIA - PUISI

Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Twilight of happiness". 



Bagi yang mau pesan buku ini, silakan klik link di bawah


👇👇👇👇👇👇👇👇👇


DUKUNG:



 "Padamu yang pernah singgah



Masih terekam dalam haluan sajak

decak kagum akan kesungguhanmu

Yang katanya, akan menjadikan diri ini 

Pelabuhan terakhir dalam hidupmu

Dan sebagai rumah tempat berpulang

Pikirku.... mungkin ini nyata?

Namun, tampak seperti  ilusi belaka



Terpampang jelas diingatan

 bagaimana kau dengan raut wajah penuh rasa

Mengatakan aku akan melamarmu 

saling menguatkan ya?

Tetap saling mendekap walau ujian silih berganti

Sehingga rasa yang bermula suka itu 

mendiaspora cinta 

Seolah berdayung lembut 

menyentuh bagian hidup dengan senyum asmara 


Kini daku tersadar ...........

Dalam lamunan kelam 

Yang bertulis tinta merah

Menyadari fakta kau tak lagi disini

Meninggalkan hati dengan seribu tanya

Hingga lukapun semakin menganga

Kau tak hanya membawa hati

Namun, juga membawa separuh jiwa

Janji diantara kita hanya penyangga 

Untuk menutupi keganasan harap



Aku tak menyalahkanmu

Telah datang berbekal ucapan tak berakal

Namun,  telah membuatku jatuh pada hangat rasa

Hanya saja, aku yang terlalu rapuh 

Terlalu berharap lebih bahwa kamulah si istimewa

Dan saat bayang-bayangmu mulai menjauh 

Akupun mulai melihat realita 

Bahwa seharusnya, tak memberi harap lebih

Pada hati yang mudah layu





Perlahan daku harus melupakanmu

Melupakan kenangan yang tersisa

Melupakan kisah yang belum usai

Dan memulai kisah baru dengan kalimat terbiasa

Walau tanpa ikhlas didalamnya

Dari aku untukmu yang pernah ada dalam satu frame rasa


Senja diujung luka 



Tanpa tertanggal

Hanya ada bulan

Tanpa ada hari

Hanya hitungan denyut nadi

Yang sedari tadi memberontak 

Tak tentu arah



Bulan yang harusnya memberi bahagia

Namun, luka yang diterima

Dalam campur aduk rasa

Menangispun jadi jalan utama



Terbesit niat untuk baik-baik saja

Namun, terhalang angin suara

Sehingga, sejukpun perlahan luntur

Menghilang tanpa jejak


Tak ada yang pudar dari senja itu

Hanya penikmat saja yang tak lagi sama

Bukan benci, tapi ada kelam

Bukan pergi, tapi ada lelah


Rasa yang dikira akan memberi syurga

Namun, tersimpan neraka didalamnya

Kadang sering mengutuk

Kadang pula sering menghardik


Namun,lagi dan lagi daku terjatuh

Ditumpukan nestapa selayak fatamorgana

Hingga kesadaran perlu dijunjung tinggi

Agar tak tumbuh luka yang sama



Yang kukira obat ternyata sumber luka terhebat



Dalam rinai hujan

Aku masih terkatup pada satu kisah

Kisah yang belum sempat berjalan

Namun, sudah dipaksa untuk berakhir


Ceritanya dimulai aku dan kamu

Berpikir akan berakhir dengan kita

Sehingga ekspektasiku mulai menggila

Ketika kau beri manis

Pada buah yang hampir busuk


Harapan terus berlanjut

Makin hari makin menjadi saja

Dan akupun tak sadar bahwa,,

Dibalik ekspektasi yang membuat nyaman

Ada realita yang menyakitkan


Karya : Nurhayati Mahasiswi diujung pena

Biodata


Nama : Nurhayati

Nama Panggilan : Nur, Hayati

TTL : Probolinggo,18 september 2000

Alamat : jln.kyai mojo no.77 ,kaliwates,Kab.Jember kode pos 68133

Status : Mahasiswi semester 3

Prodi : Bimbingan konseling

Instansi : Universitas Islam Jember 

Agama : Islam 

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.