LINTANG INDONESIA - PUISI
Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Twilight of happiness".
Bagi yang mau pesan buku ini, silakan klik link di bawah
DUKUNG:
MEI KE EMPAT YANG BELUM ADA OBAT
Karya : Sa’adah
Masih kuingat deru angin semilir menghempasku kala itu
Tanpa isyarat datang di seperempat terakhir pucuk waktu
Melewatiku yang tengah mematung bagai batu
Menanggapi kata yang tak pernah terfikir akan menjadi cambuk terhebatku
Ya,
Empat puluh delapan bulan kulewati hidup denganmu
Empat puluh delapan bulan kugoreskan satu demi satu
titik kenangan di tengah indahnya awan yang menawan
Empat puluh delapan bulan kurancang satu persatu tujuan
untuk hidup berdua dalam nuansa gelora kebahagiaan
Hingga, empat puluh delapan bulan pula kusatukan dua keluarga asing
yang tak pernah terancang ada dalam skenario hidupku sebelumnya
Indah ?
Ya. Semua begitu indah
semua begitu elok, dan semua begitu sempurna
Hingga akhirnya kudengar cuitan kabar burung
bahwa cintaku, kasihku, belahan jiwaku telah menyimpan puan yang lain
Ya,
Sontak ragaku bagai hilang tulang-tulangnya
Mulutku terbungkam dan lidahku membeku, sedang mataku terasa panas
menahan sebutir cairan bening yang siap keluar meluncur di wajahku.
Sedih, marah, kecewa, semua tak bisa kuungkapkan kala itu
Tujuan, kenangan, harapan, menyatunya dua keluarga
menjadi pertanyaan besar dalam benakku
Akankah semua akan sirna ?
Akankah semua akan binasa ?
Akankan semua akan berakhir sia-sia?
Tiga hari perutku tanpa ada merasakan lapar
Tiga hari ragaku terus berdiam di dalam kamar
Tiga hari pula kuputuskan untuk memberikan kabar
Bahwa, aku tak bisa menerima sebuah penghianatan
Bahwa, aku tak bisa menerima sebuah perselingkuhan
Dan bahwa, aku memilih mundur meninggalkan semua kenangan.
Kini,
Mei ke empat telah berjalan semenjak keputusan itu
Namun, hatiku masih terasa beku dan mengabaikan
semua yang datang membawa bongkahan rasa sayang
Membiarkan hati terus tertutup
Tanpa tahu hingga kapan aku harus membukanya kembali
Dan tanpa tahu kepada siapa kapalku akan kembali berhenti
Entahlah,
Kubiarkan dulu hati ini benar-benar sembuh,
kubiarkan dulu hati ini benar-benar tak rapuh
Hingga waktunya nanti, benak dan ragaku benar-benar siap menerimamu
yang datang untuk bersama kembali menggoreskan sebuah kenangan,
kembali menggoreskan sebuah angan-angan,
dan kembali menggoreskan titik-titik keindahan.
Biodata :
Nama : Sa’adah
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Magelang, 14 Juli 2001
Riwayat Pendidikan :
1. SDN Kalirejo 3
2. SMPN 4 Satu Atap Salaman
3. SMAN 1 Salaman
4. Poltekkes Kemenkes Semarang
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.