MEI KE EMPAT YANG BELUM ADA OBAT

LINTANG INDONESIA - PUISI

Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Twilight of happiness". 



Bagi yang mau pesan buku ini, silakan klik link di bawah


👇👇👇👇👇👇👇👇👇


DUKUNG:



 MEI KE EMPAT YANG BELUM ADA OBAT

Karya : Sa’adah

Masih kuingat deru angin semilir menghempasku kala itu

Tanpa isyarat datang di seperempat terakhir pucuk waktu

Melewatiku yang tengah mematung bagai batu

Menanggapi kata yang tak pernah terfikir akan menjadi cambuk terhebatku

Ya,

Empat puluh delapan bulan kulewati hidup denganmu

Empat puluh delapan bulan kugoreskan satu demi satu 

titik kenangan di tengah indahnya awan yang menawan

Empat puluh delapan bulan kurancang satu persatu tujuan 

untuk hidup berdua dalam nuansa gelora kebahagiaan

Hingga, empat puluh delapan bulan pula kusatukan dua keluarga asing

yang tak pernah terancang ada dalam skenario hidupku sebelumnya

Indah ?

Ya. Semua begitu indah

semua begitu elok, dan semua begitu sempurna

Hingga akhirnya kudengar cuitan kabar burung 

bahwa cintaku, kasihku, belahan jiwaku telah menyimpan puan yang lain

Ya,

Sontak ragaku bagai hilang tulang-tulangnya

Mulutku terbungkam dan lidahku membeku, sedang mataku terasa panas 

menahan sebutir cairan bening yang siap keluar meluncur di wajahku.

Sedih, marah, kecewa, semua tak bisa kuungkapkan kala itu

Tujuan, kenangan, harapan, menyatunya dua keluarga

menjadi pertanyaan besar dalam benakku

Akankah semua akan sirna ?

Akankah semua akan binasa ?

Akankan semua akan berakhir sia-sia?

Tiga hari perutku tanpa ada merasakan lapar

Tiga hari ragaku terus berdiam di dalam kamar

Tiga hari pula kuputuskan untuk memberikan kabar

Bahwa, aku tak bisa menerima sebuah penghianatan

Bahwa, aku tak bisa menerima sebuah perselingkuhan

Dan bahwa, aku memilih mundur meninggalkan semua kenangan.

Kini,

Mei ke empat telah berjalan semenjak keputusan itu

Namun, hatiku masih terasa beku dan mengabaikan 

semua yang datang membawa bongkahan rasa sayang

Membiarkan hati terus tertutup 

Tanpa tahu hingga kapan aku harus membukanya kembali

Dan tanpa tahu kepada siapa kapalku akan kembali berhenti

Entahlah, 

Kubiarkan dulu hati ini benar-benar sembuh, 

kubiarkan dulu hati ini benar-benar tak rapuh

Hingga waktunya nanti, benak dan ragaku benar-benar siap menerimamu 

yang datang untuk bersama kembali menggoreskan sebuah kenangan,

kembali menggoreskan sebuah angan-angan,

dan kembali menggoreskan titik-titik keindahan.


Biodata :

Nama : Sa’adah

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, tanggal lahir : Magelang, 14 Juli 2001

Riwayat Pendidikan : 

1. SDN Kalirejo 3

2. SMPN 4 Satu Atap Salaman

3. SMAN 1 Salaman

4. Poltekkes Kemenkes Semarang

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.