Raga Muda - Kumpulan Puisi

LINTANG INDONESIA - PUISI

Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail". 



Bagi yang mau pesan buku ini, silakan klik link di bawah

👇👇👇👇👇👇👇👇👇


DUKUNG:



 "PUISI 1, 

""Raga Muda""



Wahai para pemuda Pancasila,

Yang cinta pada bangsa,

Bangsa tanah air tercinta,

Yaitu Indonesia.


Engkau Raga muda

Jangan mengaku, bertumpah darah yang satu tanah air Indonesia,

Jika tak ada sikap Nasionalisme yang kau tanam di jiwa,

Karena itu, bukan cerminan pemuda Indonesia.


Engkau Raga muda

jangan mengaku berbangsa yang satu bangsa Indonesia,

Jika tak punya semangat juang pemuda,

Jika tak ada wujud cinta tanah air Indonesia.


Wahai Engkau Raga muda

Harus punya raga jiwa nasionalisme pada bangsa,

Harus cinta dan bangga pada bangsa,

Serta menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia.


Mari pemuda indonesia

Ayo bangkitkan rasa nasionalime

Pupuk rasa cinta terhadap bangasa dan bahasa Indonesia

Agar jaya bangsa Indonesia selamanya.


PUISI 2,

""Tanpa sayap sempat lenyap""


Hati yang tertata rapi,

Kini teriris kembali.

Berdiam diri jadi saksi mencintai

Sebab ia tak mau melengkapi.


Hadirnya kisah cinta yang senyap

Bagai burung tanpa sayap

Tak terbang, sebab tak lengkap

Pada ending yang akan lenyap


Berjumpa tanpa sapa,

Bertatapan mata tanpa kata.

Ku bawa cinta pada senyuman,

Kau abaikan pada lirikan.


Apakah kau tak tau tentang rasa sakit?

Hingga kau runtuhkan cinta yang ku rakit.

Namun, kini rasa cintaku padamu telah usai di bukit

Sebab, munculnya sosok pelangi di langit.


PUISI 3,

""Season Perjuangan""


Tenang dan hanyutkan,

Penindasan dan tekanan,

Luka-luka serta hinaan,

Akan melarut dalam proses perjuangan.


Langkah kaki menjadi saksi,

Lara hati menjadi bukti,

Doa pada ilahi jadi hal privasi.

Saksi bukti dan privasi melibatkan banyak luka namun terobati.


Jika aku melangkah tanpa pikiran,

Maka aku bodoh karena tidak ada pendirian.

Jika aku mengikuti arah mata angin,

Maka aku tergocang jika di ayun ayunkan.


Hal-hal bodoh yang ku lakukan,

Berdampak besar pada kedamaian.

Ketenangan pada diri yang Selalu meminta kesunyian.

Kebencian diri terhadap hidup yang penuh beban.


Namun semua kata kata yang memotivasi,

Luntur hingga aku selalu berusaha bahwa hentakan kaki,

Adalah saksi bukti dan privasi.

Bab perjuangan Yang telah diluruskan sang ilahi.

"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.