LINTANG INDONESIA - PUISI
Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail".
DUKUNG:
"-Puisi 1
*Melepas dengan Ikhlas*
Di ujung langit yang indah membiru
Dihiasi dengan awan yang mulai kelabu
Rindu itu mulai bertamu
Menyeruak ke lorong kalbu
Tak bisa ku menolak
Rasa ini semakin memuncak
Dia datang tanpa ku undang
Menambah rasa yang dulu sempat hilang
Lantas, bagaimana ku menjamu
Rasa yang tak ingin ku temu
Rasa yang kian lebam membiru
Membuat hati ini kian memilu
Kedatanganmu hanya mengundang luka yang baru
Kini, di ujung senja yang merona
Ku titipkan asa yang tergantung di cakrawala
Ku lepas rasa dengan ikhlas
Rasa yang seharusnya sudah hilang tak berbekas
-Puisi 2
*Rintihan Tangis Yang Tak Sampai*
Pada kepulauan yang kian menghitam
Si tua itu terbatuk di balik kabut yang makin kemelut
Tangan renta itu membeku kaku
Kaki yang tak lagi kuat menopang diri
Hanya bisa terdiam dalam sepi
Si tua berpuisi
Hanya meneruskan suara tanpa bibir meneruskan kata-kata
Puisi itu menjerit sakit
Tertahan di kerongkongan
Tanpa bibir membantu mengutarakan
Si tua kian melemah
Puisi di dadanya
Naik turun membuat sesak
Lalu mata rabun nya mengisak
Jika yang tua saja terabaikan
Lantas yang muda pun tak dipedulikan
Rintihan tangis yang tak tersampaikan
Hanya bisa menengadahkan tangan
Berharap semua dikabulkan
Oh ibu pertiwi
Bahkan sisa rengkuhmu itu
Tak sampai pada duka yang sembilu
Lara kian menyengsara
Tetapi, dilain pijakan sana
Pada nyaman hangat yang mendekap
Bahagia terus meluap-luap
Tercurah banyak
Pada jemari yang beruang dan berkuasa
Beribu kata ingin terlontar
Tapi tak sepatahpun didengar
Mereka yang haus akan kekuasaan
Tak pernah sadar
Bahwa sebagian dari negaranya
Hanya ingin diperhatikan
-Puisi 3
*Rindu yang Memilu*
Aku bingung
Mengapa rindu selalu datang bertamu
Pada waktu yang tak menentu
Mengetuk pintu hati
Yang telah lama mati
Lantas harus ku jamu dengan apa
Sedangkan kita sudah lama tak menyapa
Bahkan sekedar ketikan kata
Kenangan yang terus melekat dalam ingatan
Tersimpan rapi dalam sanubari
Menari-nari dalam memori
Menolak tuk ku usir pergi
Rindu yang datang menyentuh kalbu
Terbelenggu dalam rasa yang semu
Aku pun tak kuasa
Menahan pilu yang kian lara
Aku pun sudah jera
Ingin rasanya ku utarakan
Dengan berjuta kata yang terpenjara dalam asa
Beribu jeritan luka yang membumbung menembus cakrawala
Namun ku tak berdaya
Semua terasa tak ada guna
Karena kau pasti mengabaikannya
Cukuplah aku yang menahan
Rindu yang tak pernah bertuan
Biarlah aku yang merasakan
Pilunya rindu yang tak pernah bisa tersampaikan"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.