Melepas dengan Ikhlas - Kumpulan Puisi

LINTANG INDONESIA - PUISI

Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail". 



Bagi yang mau pesan buku ini, silakan klik link di bawah

👇👇👇👇👇👇👇👇👇


DUKUNG:



 "-Puisi 1

*Melepas dengan Ikhlas*

Di ujung langit yang indah membiru

Dihiasi dengan awan yang mulai kelabu

Rindu itu mulai bertamu

Menyeruak ke lorong kalbu

Tak bisa ku menolak

Rasa ini semakin memuncak

Dia datang tanpa ku undang

Menambah rasa yang dulu sempat hilang

Lantas, bagaimana ku menjamu

Rasa yang tak ingin ku temu

Rasa yang kian lebam membiru

Membuat hati ini kian memilu

Kedatanganmu hanya mengundang luka yang baru

Kini, di ujung senja yang merona

Ku titipkan asa yang tergantung di cakrawala

Ku lepas rasa dengan ikhlas

Rasa yang seharusnya sudah hilang tak berbekas


-Puisi 2

*Rintihan Tangis Yang Tak Sampai*

Pada kepulauan yang kian menghitam

Si tua itu terbatuk di balik kabut yang makin kemelut

Tangan renta itu membeku kaku

Kaki yang tak lagi kuat menopang diri

Hanya bisa terdiam dalam sepi

Si tua berpuisi

Hanya meneruskan suara tanpa bibir meneruskan kata-kata

Puisi itu menjerit sakit

Tertahan di kerongkongan

Tanpa bibir membantu mengutarakan

Si tua kian melemah

Puisi di dadanya 

Naik turun membuat sesak

Lalu mata rabun nya mengisak

Jika yang tua saja terabaikan

Lantas yang muda pun tak dipedulikan

Rintihan tangis yang tak tersampaikan

Hanya bisa menengadahkan tangan

Berharap semua dikabulkan

Oh ibu pertiwi

Bahkan sisa rengkuhmu itu

Tak sampai pada duka yang sembilu

Lara kian menyengsara

Tetapi, dilain pijakan sana

Pada nyaman hangat yang mendekap

Bahagia terus meluap-luap

Tercurah banyak

Pada jemari yang beruang dan berkuasa

Beribu kata ingin terlontar

Tapi tak sepatahpun didengar

Mereka yang haus akan kekuasaan

Tak pernah sadar

Bahwa sebagian dari negaranya

Hanya ingin diperhatikan


-Puisi 3

*Rindu yang Memilu*

Aku bingung

Mengapa rindu selalu datang bertamu

Pada waktu yang tak menentu

Mengetuk pintu hati

Yang telah lama mati

Lantas harus ku jamu dengan apa

Sedangkan kita sudah lama tak menyapa

Bahkan sekedar ketikan kata

Kenangan yang terus melekat dalam ingatan

Tersimpan rapi dalam sanubari

Menari-nari dalam memori

Menolak tuk ku usir pergi

Rindu yang datang menyentuh kalbu

Terbelenggu dalam rasa yang semu

Aku pun tak kuasa 

Menahan pilu yang kian lara

Aku pun sudah jera

Ingin rasanya ku utarakan

Dengan berjuta kata yang terpenjara dalam asa

Beribu jeritan luka yang membumbung menembus cakrawala

Namun ku tak berdaya

Semua terasa tak ada guna

Karena kau pasti mengabaikannya

Cukuplah aku yang menahan

Rindu yang tak pernah bertuan

Biarlah aku yang merasakan

Pilunya rindu yang tak pernah bisa tersampaikan"


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.