LINTANG INDONESIA - PUISI
Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail".
DUKUNG:
"LUBUK RINDU
Karya : Sahrul
Tersisak tangis
Membasahi wajah
Nan menyayat hati
Menusuk dalam lara
Rupawan
Hanya ku pandangi
Wajah ananda melalui figura
Terpampang di atas tanah merah
Rintik hujan
Senyapkan hati
Yang tak bisa di ukir dalam lisan
Tapi hanya sebatas doa penyejuk hati
Wahai
Aninda ku
Yang kucinta
Jangan lah kau pergi dahulu
Ku merindu
Tak bisa melihatmu
Engkau penyemangat hidupku
Jangan lah kau tega kepada ku
Oh adinda
Ku menangis
Tak kasihan kah engkau padaku
Remuk luka menyayat di lubuk hati
Tabur bunga
Tanda ku sayang padamu
Ku kirim doa kado terakhir untukmu
Wahai kasih hati ku yang ku rindu
Pergilah
Ku iklas mengantarmu
Tangis tawa yang pernah terukir
Akan menjadi rona baru di hidupku.
Rintih dalam kehausan
Karya : Sahrul
Kalimantan
Elok namanya
Perkasa dalam budaya
Tak terhingga keseniannya
Dayak mayoritasnya
Penghuni gagah di mata dunia
Tak kenal siapapun musuh nya
Demi pertahankan tanah pusaka
Duduk dan meratapi
Karena perih nya bencana
Yang kini mulai menghampiri
Kalimantan apakah engkau sedang sakit
Traktor baja
Pembabat hutan
Suara mesin menyala
Hingga raung kebijakan
Hiasan mata
Yang kini disajikan
Negeri garang nan gagah
Di Tanah kebesaran kalimantan
Wahai pemangku negeri
Tak bisakah kau lihat situasi ini
Mereka meminta bukan karena harta
Tapi karena tanah pusaka yang kini ternodai
Hutan di babat
Banjirpun menghampiri
Kau tak secantik dulu lagi
Perasaan ini telah di sakiti
Nafas
Berikan ku keleluasaan
Agar mereka memahami betapa berharganya
Dirimu untuk kami yang serakah ini.
Dunia ku Dunia Maya
Karya : Sahrul
Zaman Sudah berubah
Kehidupan mengikutinya
Semua bermula dari inovasi
Yang akhirnya Menciptkan dunia baru
Yang jauh terasa dekat
Yang dekat semakin rapat
Tak ada tembok yang membatasinya
Tak ada penghalang untuk semuanya
Kebabasan adalah hal yang mutlak
Bersuara dan berteman boleh kapan saja
Tak ada waktu yang menghalangi semua
Tak ada batasan usia di dalamnya
Muda, Tua
Tak kenal maka tak sayang
Ikut membaur dibuat olehnya
Ruang yang luas namun tak terlihat
Tapi sekarang
Cacian, makian dan kebencian
Muncul berdatangan satu demi satu
Tak kenal itu muda, tak kenal itu tua
Mereka lontarkan begitu saja
Itulah duniaku sekarang yang begitu kejam
Dunia maya namanya sebuah ruang tak terlihat
Namun ia ada dan ramai di dalamnya
Ada satu yang kami takuti
Orang mengenalnya dengan nama
Undang undang ITE yang kini sudah ada
Tak sebebas dan tak Seprontal dahulu
Terimalah
Kenyataan
Yang kita terima bersama
Selama berada di dunia maya.
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.