LINTANG INDONESIA - PUISI
Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail".
DUKUNG:
"GAGAL
Karya: Nita Nur setiana
Perjalanan panjang kulalui
Susah payah kujalani
Semangatku berkobar tinggi
Kerja keras dan begitu ambisi
Pagi.. Siang... Malam... Tak henti-henti
Belajar dan berjuang meraih mimpi
harapan pun pupus
Pencapaian tak menemukan ujung
Hanya Terpuruk....
Kecewa...
Putus asa...
Gagal aku gagal...
Satu kesalahan
Menghancurkan semangat
Mengalahkan perjuangan...
Membinasakan ambisi...
Menghilangkan tujuan...
Layaknya berjalan tak tentu arah
Tersesat.... Dalam kegagalan
Begitu gelap tak ada sinar terang
Hanya kecewa.... putus asa....
Menyelimuti pikiran
Merobohkan semangat....
Membunuh harapan...
Gagal aku gagal...
Jika ingin menangis, Menangislah...
Tetapi kembalilah tersenyum...
Jika terpuruk, Terpuruk lah .....
Tapi kembalilah bangkit...
Kembalilah Bangkit jangan menyerah
Menanti
Karya: Nita Nur Setiana
Menanti...
Menantimu bagai menunggu tibanya hujan
Gelap langit yang dipenuhi awan
Angin berhembus perlahan lahan
Dingin terasa tapi begitu nyaman.
Menyelimuti diri ini dengan kesunyian
Yang tak pasti akan turun hujan
Seperti itulah menanti...
Gundah, gelisah melanda
Sepi... sunyi.. Semua kualami
Sungguh Tempo yang begitu lama
Bersabar.... Menanti...
Kepastian belum pun datang
Tak apa mungkin belum saatnya
Jika saatnya tanpa dinanti pun tiba
Seperti halnya hujan
Jika waktunya hujan maka akan hujan
Jika tidak hujan maka belum waktunya
Semua ada masanya...
Semua sudah ditetapkan...
Cukup memantaskan diri dan bersabar
Masa akan menjawab penantianmu
Bersabarlah menanti..
Tingginya Harapan
Karya: Nita Nur Setiana
Di setiap malam isak tangis terdengar
Berawal pelan hingga mengeras
Derai hujan dari mata deras membasahi pipi
Entah sudah berapa kali
Tangisan jatuh ke muka
Di sela tangis punggung bergetar hebat
Suara semakin meraung
Harapan dan kepasrahan ku ucapkan
Namun harapan membuat ku jatuh
Jatuh dan jatuh sedalam dalamnya
Harapan...
Mengapa kau menyakitiku..
Mengapa...?
Hanya suara detik-detik jam berdenting
Hingga Kusadari...
Kusadari...
Ternyata aku yang terlalu tinggi berharap...
"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.