SEORANG TUA DENGAN PENGORBANAN

LINTANG INDONESIA - PUISI

Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail". 



Bagi yang mau pesan buku ini, silakan klik link di bawah

👇👇👇👇👇👇👇👇👇


DUKUNG:




 SEORANG TUA DENGAN PENGORBANAN


Aku melihat seorang tua, tertatih membongkok sekarung beras

Dibeli dari uang yang terkumpul kerja siang dan malam

Cucuran keringat mengalir jadi maklumat keikhlasan di tubuh renta

Basah! basahi sekujur bajunya.


Sekali langkah dua kali mengesat dahi kanan dan kiri

Begitu lelah ia turunkan bongkokan goni

Terduduk lesu diselimuti pilu meratapi nasib diri


Banjir mengalir bebas dari sepasang bendungan air mata

Menyatu dengan tetes-tetes hujan dari awan-awan yang lain

Basah hakikat beceki pori-pori si lanjut usia.


Jatuh tubuh tergeletak di tanah bercampur remah-remah asa

Berdiri jatuh lagi, semangat lelah lagi

Perlahan tapi pasti ia bangkit, lanjut cabiki otot-otot lemahnya

Tertatih letih si mesin pencari nasi mengarungi tragedi menyayat hati


Namun dirinya tidak mengenal apa itu lelah dahaga

Raut keriput di wajah menjelma bentuk ketulusan perjuangan

Keikhlasan hatinya telah membunuh rasa lelah diraga

Seseorang yang sangat kuat, meski begitu lemah.


Aku memelas pada tuhan meratapi nasib seorang tua tak berdaya

Bekerja menafkahi keluarga semata

Tak perduli waktu cuaca apalagi caci orang

Apa saja demi anak istri tercinta


Melihatnya aku terdiam, sunyi hanya menatap kosong kearahnya

Seketika kutemui arti seorang ayah

Kemuliaan serta derajat tinggi telah tuhan turunkan padanya,

Rela kerja apa demi hidupi segenap keluarga.





JARING-JARING KEBAHAGIAAN

 

Ketika kelam hendak menyerpa dahayu mentari

Ku lihat gua gelap terselubung remah-remah belukar di hujung maklumat mata menatap.

Tampak secercah cahaya hakikat lesap suram menuju cerah benderang kesempurnaan.


Restu tuhan telah terluncur ke seluruh langit dan bumi

Dirimu tibakan mimpi-mimpi bak tujuan hidup dalam diri ini


Ibu o ibu, kaulah kekuatan jelma cahaya mengubah gulita indah dengan sinar abadimu.

Kau tarik diriku lepas cengkeraman buta kala seluruh tubuh lemas tak berdaya.

Harapan-harapan terpasung dalam doa-doa, kau kremasi ke langit surga.

Nasehat-nasehat bagai alunan irama syair petuah hidup,

Kau tuntun hidupku kearah damai keindahan.


Ibu o ibu, kini telah kutemukan cinta dirimu lewat senyum indah dihari-hari senduku.

Derai-derai kasih dan sayang kau jamakkan dalam himpunan jaring-jaring kebahagian di sunyi gerbang lelah takdirku.

Hadirmu dalam peristiwa duka cita maklumat tuhan melebihi banyaknya diksi-diksi sekalipun

antalogi sajak terbaik, melebihi buih-buih di sepanjang bibir samudra.


Kekekalan kasih suci menjelma sekat kokoh pelindung moral kala badai cacian menerjang diriku.

Menyayat deru kekecewaan disisi malam sunyi

Kau kesempurnaan, yang tiba di lorong gua

kesedihan menjelma makhluk bernama ibu.





ASA BANGSA PADA PEMUDA 


Untuk apa dalam, tapi tak mengalir

Untuk apa tumbuh, tapi tak berbuah


Apa gunamu pemuda kalau tak berbakti pada sang saka merah putih?


Lebah bersarang hasilkan madu

Mentari tenggelam terbitkan purnama dahayu

Tetes-tetes air di awan turunkan hujan yang deras

Hujan turun tumbuhkan tunas di tanah yang tandus


Wahai pemuda-pemuda bangsa!

Tidakkah kau tau betapa susahnya para leluhur kita untuk merdeka?

Tak perduli berapa darah dan harta yang mereka taruhkan demi bangsa kita

Seperti karang di terjang ombak samudra


Hai pemuda bukankah engkau benih kejayaan negara ini?

Bukankah engkau harapan leluhur kita?

Yang di anggap dalih dari gulana hingga mereka mati


Lantas mengapa kau masih diam terpaku?

Kau diam seakan tak perduli dengan bangsa ini

Seperti patung di tengah gejolak api


Bersatulah pemuda dari berbagai bahasa menjadi satu bahasa indonesia

Bersatulah dari berbagai suku menjadi satu bangsa indonesia

Kokohlah dalam satu naungan tanah air indonesia


Bersatulah pemuda dan lestarikanlah identitas asli bangsa kita

Lestarikanlah bahasa dan sastra sastra kita

Jangan kau khianati hati para leluhur kita yang telah mati

Jangan kau terpengaruh oleh kultur-kultur asing


Bangkitlah pemuda dan bentuklah prestasi-prestasi untukmu dan untuk negara ini

Ciptakan kenangan yang takkan hilang di telan bumi

Jadilah tokoh dari majunya bangsa ini


Karena sejatinya engkaulah benih yang telah di tanam dalam sanubari para leluhur kita,

Lalu kini pada pundakmulah negara ini membentang asa."


Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.