LINTANG INDONESIA - PUISI
Puisi di bawah ini adalah puisi peserta lomba menulis puisi tingkat nasional. Puisi ini telah lolos seleksi dan akan dibukukan ke dalam buku yang berjudul,"Fairy Tail".
DUKUNG:
Rasa yang bebas datang
Oleh : Yulia
Wujudmu tak dapat ditangkap indera
Hadirmu datang dan pergi semaunya
Kuasamu mengisi lorong kesunyian
Seolah tak ada tuan yang mengendalikan
Umumnya kau datang bersama rembulan
Menemaniku saat diterpa cahaya temaram
Menyebabkanku tak sadar beberapa jam
Agar aku tak meratapi kehidupan
Melupakan sejenak beban fikiran
Tapi, sekarang kau bebas datang
Rasa itu; ya, rasa yang datang dikala malam
Kini menyambutku di waktu siang
Menghampiriku berpangku tangan
Menyuruhku terlelap dalam kebisingan
Membiarkanku istirahat ditengah kegiatan
Dasar, rasa yang bebas datang
Suka sekali tetiba menyerang
Membawa kantuk yang kian menerjang
Dengan iming-iming ketenangan
Dan sialnya akupun terbuai
Terpikat dengan rasa tenang didalamnya
Tertarik dengan kesunyian yang dimilikinya
Ditemani kantuk, dia membawaku
Berjalan-jalan dalam keheningan
Sampai terlelap dan terjatuh pada dunia mimpi.
Sukabumi, 19 November 2021
Pewakil rasa
Oleh : Yulia
Satu gores, dua gores, tiga gores
Tinta hitam memenuhi lembaran
Menari riang dibawah kendali tangan
Mewakili rasa terpendam dari sang tuan
Untainya mewakili rasa
Barisnya mewakili asa
Tatkala mulut dibekap realita
Rasa ini, tak dapat tersampaikan
Untuk mengurangi cemas perasaan
Karena terkukung ketidakberanian
Akhirnya semua terungkap dalam aksara
Dengan bubuhan rasa didalamnya
Diatas secarik kertas
Ku ungkapkan rasa yang membekas
Ku tuangkan asa yang tak mau lepas
Ya, aksara menjadi pewakil rasa
Rasa yang tak sempat tersampaikan pada dunia
Terimakasih wahai pewakil rasa
Karenamu aku bebas berkata
Mengungkap isi hati pada dunia
Walaupun lewat aksara
Sukabumi, 19 November 2021
Si penentu; takdir
Oleh : yulia
Dibawah cahaya sang surya
Pandanganku tertuju pada mereka
Yang sesang asyik bercanda, suka ria
Seolah tak ada beban dipikulannya
Terbesit rasa inginku akan posisinya
Tergerak jiwaku menyukai hidupnya
Ya, aku menginginkan nasibnya
Aku menginginkan apapun tentangnya
Seolah tak ada penentu dalam hiduo ini
Tapi, dibawah kumungan rembulan
Didalam dekapan angin malam
Inginku terhempas ombak kenyataan
Anganku tertampar penentu kehidupan
Benar, si penentu tidak suka khayalan
Dia Menyadarkanku dengan peliknya kehidupan
Dia mengajarkanku dengan pahitnya realita
Dan akhirnya, sekarang aku sadar
Sirapuh ini tak bisa melawan sitangguh; takdir
Sirapuh ini hanya bisa pasrah
Hanya bisa menerima, merelakan
Akan penentu; takdir yang ditangguhkan
Dan sekarang aku menyambut
Menyambut datangnya sebuah kejutan
Dari si penentu kehidupan; takdir
Sukabumi, 19 November 2021"
EmoticonEmoticon
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.